Kamis 10 Feb 2022 03:04 WIB

23 Nakes Positif Covid-19, Empat Puskesmas di Kota Cirebon Tutup Sementara

Para nakes yang terpapar itu sebelumnya sudah menerima vaksinasi booster.

Rep: lilis sri handayani/ Red: Hiru Muhammad
Vaksinasi Covid-19 di Kota Cirebon terus dilakukan percepatan. Upaya tersebut dimulai dari tingkat RW dengan sasaran usia 12 tahun keatas. Antusias pelajar untuk mengikuti vaksinasi pun cukup tinggi.
Foto: diskominfo kota cirebon
Vaksinasi Covid-19 di Kota Cirebon terus dilakukan percepatan. Upaya tersebut dimulai dari tingkat RW dengan sasaran usia 12 tahun keatas. Antusias pelajar untuk mengikuti vaksinasi pun cukup tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Sebanyak 23 tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas di empat Puskesmas di Kota Cirebon terkonfirmasi positif Covid-19. Dampaknya, keempat Puskesmas itu tutup sementara.

Adapun keempat Puskesmas tersebut adalah Puskesmas Kesambi, Puksesmas Drajat, Puskesmas Larangan dan Puskesmas Astanagarib.

Baca Juga

Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon, Edy Sugiarto, mengatakan, penutupan sementara Puskesmas tersebut terjadi sejak Jumat (4/2/2022). Penutupan itu akan berlangsung selama sepuluh hari.

Selama ditutup sementara, pelayanan kesehatan terhadap warga di empat Puskesmas tersebut dialihkan ke Puskesmas tetangganya. Akibatnya, beban kerja Puskesmas tetangga itu menjadi lebih berat. ‘’Jadi nakes di Puskesmas itu ‘jungkir balik’ karena harus memberikan pelayanan dua kali lipat. Belum ditambah harus menyiapkan vaksinasi, booster,’’ kata Edy, Rabu (9/2).

Edy menilai, para nakes di empat puskesmas itu diduga tertular dari orang yang tinggalnya di luar kota. Pasalnya, 55 persen dari nakes tinggal di luar Kota Cirebon. ‘’Tapi perkara dari mana saja, intinya virus itu sudah ada di sini. Jadi wajib menerapkan prokes dan kejar vaksinasi,’’ kata Edy.

Para nakes yang terpapar itu sebelumnya sudah menerima vaksinasi booster. Saat ini, kondisi mereka membaik. Edy menambahkan, tren penyebaran Covid-19 saat ini mengkhawatirkan. Bahkan, bisa meningkat tiga kali lipat.

Edy mencontohkan, di salah satu sekolah, awal kasus positif Covid-19 hanya dua orang. Namun kini, sudah menjadi 16 orang. Mereka adalah guru. Dari jumlah itu, 14 orang tinggal di luar Kota Cirebon dan tiga orang dari Kota Cirebon.‘’Jadi pembatasan tidak bisa hanya di kota saja, tapi harus semua,’’ kata Edy. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement