REPUBLIKA.CO.ID, LIMA -- Perdana Menteri Peru yang baru Anibal Torres mengatakan akan mendorong kebijakan-kebijakan pasar bebas. Hal ini diungkapkan satu hari setelah kabinetnya yang bertujuan untuk menstabilkan negara Andes itu terbentuk.
Perdana menteri yang ditunjuk Presiden Pedro Castillo itu juga menekankan pemerintahan kiri Castillo akan mempromosikan pemerintahan kuat yang dapat mencegah monopoli dan konsentrasi kekuatan ekonomi lainnya. Torres sebelumnya menjabat sebagai menteri kehakiman.
Pada Selasa (8/2) malam lalu ia ditunjuk sebagai perdana menteri keempat Castillo sejak presiden itu dilantik Juli tahun lalu.
"Kebijakan kami adalah pasar bebas, perusahaan ekonomi bebas, bisnis bebas, tapi dengan partisipasi negara untuk mengendalikan monopoli, oligopoli dan posisi dominan (lainnya)," kata Torres dalam konferensi pers, Kamis (10/2).
Perombakan kabinet dilakukan setelah perdana menteri sebelumnya mundur yang dituduh melakukan kekerasan domestik. Ia membantah tuduhan tersebut.
Torres dinilai sebagai loyalis Castillo dan bertugas untuk membantu mengimplementasikan agenda-agenda presiden di Kongres yang terpecah-pecah dan dikuasai partai oposisi.
Menteri Keuangan Oscar Graham yang merupakan teknokrat moderat dan pernah bekerja di bank sentral tetap bertahan di kabinet. Hal itu merupakan kabar baik bagi investor dan pendukung bisnis lainya.
"Mereka tidak bisa melabelkan kami komunis karena kami tidak melakukan tindakan apa pun yang selaras dengan ideologi politik itu," kata Torres.
Ia menekankan kabinet baru akan mencari cara untuk meningkatkan keamanan dan program vaksinasi Covid-19. Dua hal yang menurut Torres merupakan kunci pertumbuhan ekonomi.