Kamis 10 Feb 2022 12:16 WIB

Lima Karakteristik Syariat Islam

Syariat Islam adalah petunjuk Allah bagi umat manusia.

Rep: Febryan. A/ Red: Ani Nursalikah
Taqwa / takwa (ilustrasi). Lima Karakteristik Syariat Islam
Foto: Dok Republika
Taqwa / takwa (ilustrasi). Lima Karakteristik Syariat Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syariat Islam adalah petunjuk Allah bagi umat manusia. Syariat Islam membedakan dirinya dan sistem nilainya dengan sistem lain, dengan serangkaian karakteristik unik.

Mengutip laman About Islam, sedikitnya terdapat lima karakteristik syariat Islam. Hal ini ditulis oleh Wael Hamzah, seorang penulis sekaligus pemikir dan tokoh Muslim yang aktif di Muslim American Society (MAS) Amerika Serikat.

Baca Juga

1. Berasal dari Allah

Meski hal ini suatu yang sangat jelas, tapi kerap dilupakan. Hamzah mengatakan syariat tidak dibuat oleh orang dan bukan pula pengalaman orang. "Petunjuk, aturan, dan ajarannya berasal dari Allah," kata Hamzah.

2. Komprehensif

Hamzah mengatakan syariat adalah pedoman komprehensif yang mempertimbangkan semua aspek kehidupan manusia. Syariat memberikan kita bimbingan sejak hari kelahiran hingga hari kematian. Bahkan, syariah juga memberikan pedoman terkait sebelum hari kelahiran maupun usai hari kematian.

Syariat memberikan pedoman dimanapun kita berada. Entah itu di rumah, di masjid, ataupun di tempat kerja. Syariat membimbing kita dalam menata hubungan dengan Allah maupun dengan manusia lainnya. Baik itu dalam dimensi tindakan, ucapan, maupun perasaan.

"Jadi, ini adalah cara hidup yang komprehensif. Jika Anda membaca Alquran dan hadits Nabi, Anda akan dapat melihat dengan jelas karakteristik ini," ujarnya.

3. Seimbang dan moderat

Syariat memberikan pedoman yang menyimbangkan antara tubuh dan jiwa, antara akal dan emosi, antara kehidupan sekarang dan kehidupan akhirat. Syariat menyeimbangkan antara teori dan kenyataan, antara berpikir dan bertindak, antara yang tak terlihat dan yang tampak. Syariat juga mempromosikan kebebasan, namun memerintahkan tanggung jawab.

"Selain itu, syariat menempatkan fokus yang seimbang pada individu versus masyarakat. Syariat mendorong manusia untuk mencapai keseimbangan antara menyalin dan mengikuti, serta kreativitas dan inovasi. Ini benar-benar bimbingan yang seimbang," kata dia.

Rasulullah selalu mempromosikan pemahaman Islam yang moderat dan seimbang ini. Dia selalu membawa teman-temannya kembali ke moderasi ini setiap kali dia melihat ketidakseimbangan dalam tindakan atau pikiran mereka.

Salah satu contohnya ketika Rasul mengetahui ada tiga orang yang beribadah berlebihan dengan cara berpuasa setiap hari, berdoa sepanjang malam, dan tidak menikah. Rasul mengomentari tindakan mereka:

"Saya adalah orang yang paling takut dan paling bertakwa kepada Allah. Namun, saya berpuasa tetapi juga membatalkan puasa saya; saya berdoa di malam hari dan tidur di malam hari dan saya menikah. Barangsiapa yang berpaling dari Sunnahku (tradisi dan cara hidupku) bukan milikku." (Al-Bukhari)

4. Membebaskan dari beban

Salah satu atribut penting dari syariat adalah ia datang untuk mempermudah dan menghilangkan beban. Nabi digambarkan dalam Alquran sebagai orang yang:

"Menyuruh mereka berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan yang menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan mengharamkan segala yang buruk bagi mereka, dan membebaskan beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka." (Al-A'raf 7:157).

5. Sinergis

Syariat menciptakan sinergi antara orang-orang, di mana mereka saling membantu untuk mempromosikan yang baik dan menghapus yang jahat. Syariat juga membangun sinergi antara orang dan kepemimpinan mereka di semua tingkatan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement