REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan pasokan minyak goreng murah yang sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) masih terbatas. Kondisi itu disebabkan karena para pedagang masih dalam proses penyesuaian harga minyak goreng dengan masing-masing distributor.
"Proses ini cukup memakan waktu dan kami akui adanya kendala teknis di lapangan," kata Isy Karim kepada Republika.co.id, Kamis (10/2/2022).
Ia menjelaskan, kendala yang ditemukan terutama ketersediaan pasokan yang tidak merata. Selain itu, berdasarkan data dashboard yang dipantau Kemendag, dari 101,8 juta liter purchase order (PO) minyak goreng yang diterbitkan toko ritel periode Januari-Februari, realisasinya masih kecil. Tercatat hingga Selasa (8/10/2022), realisasinya baru sebanyak 11,55 juta liter yang terkirim.
Di sisi lain, adanya kondisi panic buying dari masyarakat menyebabkan lonjakan permintaan yang turut menyebabkan kekosongan stok minyak goreng di berbagai toko ritel modern sejumlah daerah.
Isy Karim mengatakan, untuk mempercepat penyediaan minyak goreng sesuai dengan harga HET, Kemendag tengah melakukan berbagai upaya agar minyak goreng cepat tersedia di masyarakat. Hal itu antara lain dengan melakukan harmonisasi antara pasokan minyak sawit DOMO dari eksportir kepada produsen minyak goreng di dalam negeri untuk pemenuhan pasokan bahan baku.
Di satu sisi, turut memfasilitasi pengemas dengan produsen olein maupun CPO untuk percepatan penyediaan minyak goreng sesuai dengan HET.
"Pasokan dari 20 persen kuota DMO 14 eksportir yang telah memperoleh Persetujuan Ekspor (PE) CPO 112.400 ton dan Olein 65.585 ton atau setara dengan lebih dari 185 juta liter minyak goreng yang akan segera masuk ke pasar," ujarnya.
KSP: Pengetatan Level PPKM tak Berkaitan Perayaan Agama
Puskesmas di Surabaya Layani Masyarakat 24 Jam untuk Atasi Covid-19
RSDC Wisma Atlet Pademangan Digunakan untuk Pasien OTG