Kamis 10 Feb 2022 13:59 WIB

WHO: Taliban Membahas Krisis Kesehatan Afghanistan yang Mengerikan

Krisis kesehatan di Afghanistan masih mengerikan dan membahayakan nyawa

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Christiyaningsih
Dalam gambar yang disediakan oleh Korps Marinir AS ini, seorang Marinir dengan Satuan Tugas Udara-Tanah Laut Tujuan Khusus-Komando Pusat Respons Krisis (SPMAGTF-CR-CC) bermain dengan anak-anak yang menunggu untuk diproses selama evakuasi di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul , Afghanistan, Jumat, 20 Agustus 2021. Krisis kesehatan di Afghanistan masih mengerikan dan membahayakan nyawa. Ilustrasi.
Foto: AP/U.S. Marine Corps
Dalam gambar yang disediakan oleh Korps Marinir AS ini, seorang Marinir dengan Satuan Tugas Udara-Tanah Laut Tujuan Khusus-Komando Pusat Respons Krisis (SPMAGTF-CR-CC) bermain dengan anak-anak yang menunggu untuk diproses selama evakuasi di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul , Afghanistan, Jumat, 20 Agustus 2021. Krisis kesehatan di Afghanistan masih mengerikan dan membahayakan nyawa. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan telah bertemu dengan menteri kesehatan di pemerintahan yang dipimpin Taliban di Afghanistan untuk pembicaraan tentang krisis kesehatan dan kemanusiaan yang mengerikan di negara itu. Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkapkan dirinya telah bertemu Qalander Ebad.

Ebad adalah bagian dari delegasi Taliban yang mengunjungi Jenewa selama seminggu untuk melakukan pembicaraan dengan lembaga dan lembaga non pemerintah tentang akses kemanusiaan dan hak asasi manusia, ketika penguasa baru Afghanistan memperluas keterlibatan internasional mereka.

Baca Juga

"Gerakan Taliban kembali berkuasa di Kabul pada pertengahan Agustus saat Amerika Serikat mengakhiri perang 20 tahun di Afghanistan. Sejak itu, Afghanistan telah jatuh ke dalam kekacauan keuangan, dengan inflasi dan pengangguran melonjak. Sementara penghentian bantuan dan sanksi AS telah memicu krisis kemanusiaan di negara yang telah hancur oleh perang selama beberapa dekade," kata dia dikutip dari Aljazirah pada Kamis (10/2/2022).

Tedros telah bertemu Ebad selama kunjungannya ke Kabul pada September 2021 setelah pengambilalihan Taliban. Meskipun ada beberapa perbaikan sejak itu, situasi kesehatan di Afghanistan masih mengerikan dan krisis kemanusiaan yang akut terus membahayakan nyawa.

Mereka membahas kebutuhan kesehatan di negara ini, memperkuat sistem, kesiapsiagaan darurat dan pelatihan tenaga kesehatan di mana perempuan adalah pusatnya. "Kebutuhan akut di Afghanistan adalah memberikan diagnostik untuk mendeteksi virus Covid-19 dan khususnya Omicron karena jumlah kasus terus meningkat,” kata dia.

Lembaga tersebut menjadi tuan rumah konferensi di Afghanistan secara tertutup dari Senin hingga Jumat, yang bertujuan untuk meningkatkan pengiriman bantuan kemanusiaan tanpa hambatan di negara itu. Tedros menambahkan WHO mendukung tanggapan Covid-19 di Afghanistan serta kampanye imunisasi polio dan campak.

"WHO menyerukan kepada masyarakat internasional untuk melanjutkan dialog untuk mendukung rakyat Afghanistan, sehingga kami meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan semua orang Afghanistan," ungkap dia.

Delegasi Taliban juga akan bertemu dengan pejabat Swiss dan Eropa lainnya, ditambah Palang Merah selama kunjungannya meskipun kementerian luar negeri Swiss bersikeras kehadirannya di tanah Swiss bukan merupakan pengakuan pemerintah. Bulan lalu, delegasi Taliban yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Amir Khan Muttaqi mengunjungi Oslo di mana mereka bertemu dengan pejabat senior AS dan Eropa. Peningkatan bantuan kemanusiaan dan peningkatan hak asasi manusia di Afghanistan menjadi agenda pembicaraan yang diadakan di ibukota Norwegia itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement