Pupuk Batubara Karya Anak Bangsa Resmi Diekspor ke AS
Red: Fernan Rahadi
Pupuk batubara karya Direktur Utama PT Bursatani Global Niaga, R Umar Hasan Saputra, resmi diekspor ke Amerika Serikat (AS) pada Rabu (9/2). | Foto: dokpri
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pupuk batubara karya Direktur Utama PT Bursatani Global Niaga, R Umar Hasan Saputra, resmi diekspor ke Amerika Serikat (AS) pada Rabu (9/2). Pupuk yang diekspor pertama kemarin sebesar 15 ton.
Seperti telah diberitakan sebelumnya, pupuk batubara karya anak bangsa ini telah mendapatkan paten dari pemerintah Amerika Serikat tahun 2020. Sampai saat ini aplikasinya pada berbagai tanaman terus dicobakan di sana, dan hasilnya sangat positif.
Khusus untuk kepentingan pengembangan iptek, riset ilmiah secara mendalam pada tanaman jagung dan kedelai saat ini sedang dilakukan oleh tim peneliti di Purdue University.
Dengan ekspor ini, pupuk batubara telah masuk ke pasar industri pertanian Amerika Serikat. Berbeda dengan di Indonesia yang memiliki merek dagang Futura, merek dagang pupuk ini di Amerika Serikat adalah Glogens Carbontilizer.
Anggota Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Ade R Dermawan, yang juga seorang pemilik kebun sawit mengatakan, jika hasil produksi pertaniannya sama dengan pupuk yang biasa, pihaknya akan tetap menggunakan pupuk batubara karena kesuburan lahan kebun telah menjadi lebih baik. "Dengan demikian kami sudah berbuat sesuatu untuk memperbaiki bumi ini," katanya dalam siaran pers, Kamis (10/2/2022).
Hasil uji coba penggunaan pupuk batubara yang telah dilakukan Ade cukup mengejutkan. Ternyata terjadi rata-rata kenaikan produksi tandan buah sawit (TBS) sebesar 27 persen.
Menurut R Umar Hasan Saputra atau yang biasa disapa Saputra, kenaikan produksi dan peningkatan kualitas adalah kelebihan dari pupuk batubara. "Kenaikan produksi atau peningkatan kualitas hasil panen adalah bonus. Ini pasti akan terjadi di semua komoditi, karena yang kita lakukan adalah menyediakan unsur hara yang sangat lengkap untuk tanaman dan memperbaiki kesuburan tanah," katanya.
Ketua Umum Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB), H Ayep Zaki, sekaligus mitra pembangunan pabrik pupuk batubara yang pertama di Sukabumi mengatakan, ekspor ke Amerika ini merupakan tonggak sejarah, karena pupuk batubara hasil karya anak bangsa telah diakui dunia, dan digunakan di salah satu negara yang menjadi pusat pertanian dunia.
"Amerika saja sudah menggunakan, Indonesia akan menyusul," katanya.
Selain di Sukabumi, pabrik lain yang saat ini telah berdiri berlokasi di Klaten dan bermitra dengan PT Casagro Futura Pratama. Presiden Direktur dan Pendiri Casagro Group, Vito Tjahyadi, menyatakan kemitraan perusahaannya dalam membangun pabrik pupuk batubara Futura karena hasilnya sangat memuaskan. "Sebelum memutuskan untuk bermitra, kami telah menilai hasil riset mereka pada tanaman padi dan palawija dengan menggunakan pupuk batubara hasilnya sangat memuaskan," ujarnya.
Ketersediaan bahan baku pupuk konvensional di dunia berkurang dan akan akan habis, menjadikan pupuk jenis ini mulai langka dan mahal. Berbagai negara sudah menyadari bahwa kekurangan pasokan pupuk secara global akan menyebabkan terganggunya pasokan pangan dunia. Disinilah pupuk batubara akan menjadi solusi bagi semuanya.
Menurut Saputra, untuk mengatasi masalah di atas, masyarakat dunia tidak punya pilihan lain. Mereka harus menggunakan pupuk batubara. "Deposit batubara yang dapat digunakan sebagai bahan baku pupuk sangat besar dan tersebar di banyak negara. Hal ini karena hampir semua jenis batubara dapat digunakan, tanpa melihat nilai kalori," katanya.
"Bahkan batubara yang tidak dapat dijual sebagai sumber energi pun dapat digunakan sebagai bahan baku pupuk. Oleh karena itu untuk waktu yang sangat lama, kekurangan pasokan akibat kekurangan bahan baku seperti yang dialami pupuk konvensional saat ini tidak akan terjadi pada pupuk batubara," ujar Saputra.
Kelebihan lainnya selain memiliki kandungan unsur hara yang sangat lengkap yang dibutuhkan tanaman dan mengembalikan kesuburan tanah, pupuk ini pun dapat dibuat dalam waktu cepat dan masif dengan harga terjangkau.
Amerika Serikat hanyalah salah satu negara yang mulai menggunakan pupuk batubara. Bahkan akan membangun pabrik pertamanya di Nevada pada akhir tahun ini. Melalui perusahaanya PT Bursatani Global Niaga dan PT Saputra Global Harvest, R Umar Hasan Saputra pun telah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan pupuk ini di seluruh dunia.
Dari Hasil kerja sama ini, disamping di AS, pada tahun ini pun rencananya akan dibangun pabrik di berbagai negara, seperti Vietnam, Australia, Turki, Kuwait dan Malawi di Afrika. Saputra menyatakan, sesungguhnya tanah atau bumi saat ini telah ‘mati’ karena terus menerus kehilangan unsur hara dalam jumlah besar. "Oleh karena itu misi yang diusung oleh pupuk batubara Futura adalah menghidupkan kembali bumi dari matinya," ujarnya.