DIY Umumkan 73 Kasus Omicron
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron | Foto: Pixabay
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Daerah (Pemda) DIY mengumumkan kasus pertama positif Omicron, Kamis (10/2). Setidaknya, ada 73 kasus yg dilaporkan dari hasil pemeriksaan dengan metode Whole Genome Sequencing (WGS).
Pemeriksaan WGS ini dilakukan oleh laboratorium Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) DIY. Gubernur DIY. Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, 73 kasus tersebut didapatkan dari pemeriksaan yang dilakukan terhadap 83 sampel.
Sultan menyebut, sebagian besar kasus positif Omicron ini merupakan wisatawan yang datang ke DIY. Wisatawan tersebut diketahui melakukan tes Covid-19 saat akan kembali ke daerahnya.
"Ini kan hasil (pemeriksaan) dari wisatawan luar Yogya yang masuk Yogya, mereka sebelum meninggalkan Jogja mengambil inisiatif untuk swab di RS atau di klinik di Yogya. Begitu diambil sampelnya, dia pulang ke daerahnya, ternyata begitu sampelnya berproses di UGM maupun BBTKLPP itu ternyata ada yang Omicron jumlahnya 73 orang," kata Sultan di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Kamis (10/2).
Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembayun Setyaningastutie pun merinci 73 kasus positif Omicron dari hasil pemeriksaan dengan WGS di DIY. Seluruh sampel tersebut, katanya, terdiri dari 39 sampel diperiksa di laboratorium UGM dan 34 sampel yang diperiksa di BBTKLPP DIY.
Pembayun menuturkan, kasus positif Omicron dari hasil pemeriksaan di laboratorium UGM sendiri sudah keluar pada 8 Februari. Sedangkan, hasil dari BPTKLPP DIY sudah keluar sebelum tanggal 8 Februari.
Meskipun sebagian besar kasus positif Omicron ini merupakan pelaku perjalanan, Pembayun belum dapat memastikan adanya warga yang ber-KTP DIY terpapar Omicron. Pasalnya, data yang diberikan oleh laboratorium UGM maupun BBTKLPP DIY tidak dalam bentuk by name dan by address.
"Sebagian besar hasil pemeriksan Omicron ini adalah sampel dari (riwayat periksa) mandiri dan pelaku perjalanan, sehingga sebagian besar tidak berdomisili di DIY," kata Pembayun.