REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Militer Afrika Selatan (SANDF) membantah klaim bahwa mereka merekrut anak-anak kecil untuk bergabung dengan tentara setelah sebuah iklan diposting di media sosial oleh orang yang tidak dikenal.
“Menggunakan media sosial untuk menargetkan pemuda berusia 15 tahun benar-benar tidak etis, tidak benar dan harus dikutuk oleh semua warga negara yang taat hukum di negara kita,” kata SANDF dalam sebuah pernyataan.
Iklan-iklan yang diposting oleh para penipu, memikat kaum muda untuk bergabung dengan tentara dengan menawarkan tunjangan dan akomodasi gratis kemudian mereka meminta calon korban membayar. Pelamar yang tidak curiga kemudian dibujuk untuk membayar "biaya aplikasi" oleh penipu, yang kemudian menghilang ketika uang sudah dibayar.
Pihak militer mengatakan iklan tersebut ditujukan untuk mencemarkan nama baik institusi tersebut karena konstitusi Afrika Selatan tidak mengizinkan perekrutan anak di bawah umur.
"Itu ilegal dan tidak etis untuk menyarankan bahwa Angkatan Darat meminta anak di bawah umur untuk melamar pekerjaan," kata pernyataan itu.
Juru bicara SANDF Brigadir Jenderal Andries Mokoena Mahapa mengatakan kepada media lokal NewZroom Afrika bahwa tentara marah dan dengan ulah para penipu memperingatkan masyarakat untuk waspada.
“Semua iklan itu palsu, dan jika ada orang yang mengenal orang di balik iklan tersebut, mereka harus melaporkannya ke pangkalan militer atau kantor polisi terdekat,” katanya, menggambarkan tindakan para penipu sebagai “memalukan dan jahat.”
Baca: Tingkat Keterisian Tempat Tidur RS Covid-19 di Kota Bandung Meroket
Baca: Bandarlampung Aktifkan Kembali Posko Penyekatan Masuk Kota
Baca: 7 Kasus Pemerkosaan Terungkap di Tangerang, Korbannya Bocah Perempuan dan Laki-Laki