Sleman Mulai Tata Penggunaan Otoped di Kaliurang
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Pengguna otoped di kawasan Kaliurang, Sleman, DIY. | Foto: Dokumen.
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Tingkat kunjungan wisatawan Kaliurang mulai membaik sejak pertengahan 2021. Walau pandemi, pelaku pariwisata melakukan upaya-upaya inovatif menambah daya tarik wisata Kaliurang yang dikenal sebagai sentra kuliner jadah tempe.
Didukung keberadaan destinasi wisata alam, Kaliurang menjelma sebagai salah satu destinasi diminati pelancong domestik. Kepala Dinas Pariwisata Sleman, DIY, Suparmono mengatakan, kenaikan kunjungan tidak cuma karena destinasi-destinasi pariwisata.
Tapi, suasana alam dengan udara segar dan sejuk, serta keberadaan satu destinasi baru yang dikelola satu hotel yang menawarkan pelayanan berotoped di Kaliurang. Dengan marak otoped, tentu perlu dilakukan penataan wisatawan yang berotoped.
Tujuannya, kata Suparmono, agar kawasan Kaliurang tetap menjadi destinasi wisata yang nyaman dan aman bagi wisatawan. Ia mengaku telah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Sleman, Panewu Pakem, Lurah Hargobinangun, dan dukuh-dukuh setempat.
Koordinasi dilakukan pula ke perwakilan dari operator otoped Kaliurang. Mereka telah bersepakat akan melakukan penataan jalur otoped agar para pengguna jalan tetap merasa nyaman dan pengguna otoped juga aman dalam menikmati pengalamannya. "Kenyamanan dan keamanan merupakan kata kunci yang akan kami kondisikan bersama," kata Suparmono, Kamis (10/2).
Pembatasan jalur otoped akan dilakukan khususnya pada hari-hari libur dan lebih longgar pada hari-hari kerja. Jadi, bagi warga Yogyakarta dan sekitarnya yang ingin menikmati berotoped yang lebih nyaman bisa datang pada waktu selain libur.
Dengan kondisi PPKM kembali ke level III saat ini malah menjadi momentum untuk melakukan penataan. Sehingga, saat kondisi sudah lebih kondusif untuk berwisata nanti, jalur otoped di Kaliurang sudah lebih memberikan keamanan bagi wisatawan.
Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Sleman, Arip Pramana menambahkan, saat ini mereka masih menunggu draf usulan jalur otoped. Yang mana, disusun paguyuban-paguyuban dan melibatkan dukuh-dukuh setempat sebagai pengampu wilayahnya.
"Dari usulan tersebut akan kami bahas lebih lanjut terkait feasibilitas jalur yang akan digunakan, untuk meminimalisir resiko yang tidak diinginkan," ujar Arip.