REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia saat ini tengah menghadapi lonjakan kasus Covid-19 yang memasuki gelombang ketiga. Tercatat ada 46.843 kasus baru yang dikonfirmasi pada Rabu (9/2) kemarin.
Untuk menghadapi kasus-kasus baru yang terus bermunculan, Dompet Dhuafa berupaya bergerak untuk membantu masyarakat dan pemerintah. Salah satu yang dilakukan adalah mengaktivasi kembali layanan Crisis Center 24 jam."Kami akan mengaktivasi kembali Hotline pada program Crisis Center. Hal ini diluncurkan kembali agar diinformasikan kepada masyarakat, agar bisa memaksimalkan pelayanan yang kami lakukan," ujar Direktur DBPM Dompet Dhuafa, Ustaz Ahmad Shonhaji, dalam kegiatan konferensi pers, Kamis (10/2).
Dompet Dhuafa disebut merupakan lembaga filantropi yang memiliki peran dalam memainkan isu-isu layanan kemanusiaan yang sedang berkembang. Di dalamnya, terdapat peran lembaga pelayanan, kemanusiaan, serta lembaga yang berpihak pada problematika keumatan.
Bersama semua rekan dan lini kerja di dalam organisasi, Ustaz Ahmad Shonhaji menyebut Dompet Dhuafa memiliki tanggung jawab bersama untuk menghadapi gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia.
"Harapannya, dengan mengaktivasi kembali crisis center ini dapat meberikan edukasi dan solusi kepada masyarakat, bahwa DD hadir di tengah kondisi yang sedang berkembang saat ini," lanjut dia.
GM Kesehatan Dompet Dhuafa, dr. Yeni Purnamasari, menyebut layanan Crisis Center sebetulnya sudah berjalan sejak gelombang pertama Covid-19 muncul di Indonesia. Ada beberapa dukungan yang diberikan, salah satunya layanan saluran siaga (Hotline) Covid-19 yang bisa diakses selama 24 jam.
"Dompet Dhuafa telah menggulirkan tiga kali program dalam tiga periode gelombang crisis center kita. Ada beberapa dukungan yang diberikan sejak awal pandemi pada 2020, salah satunya delapan rumah sakit yang bisa melakukan rujukan aksus Covid-19," ujarnya.
Tak hanya itu, DD juga menyediakan empat Rumah Sakit Lapangan dan satu Rumah Sakit Kontainer, 21 klinik, serta 30 unit ambulan. Untuk ketersediaan ambulance, ia menyebut pihaknya sedang mengupayakan integrasi dengan sistem Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) milik pemerintah, agar lebih terpadu.
Di gelombang pertama, DD fokus pada edukasi, sterilisasi, desinfeksi, serta penyediaan alat pelindung diri (APD) yang kala itu sangat kekurangan. Untuk gelombang kedua, layanan yang diberikan lebih bervariasi, termasuk program Food for Dhuafa
"Kita juga menyiapkan upaya vaksinasi Covid-19, tidak hanya untuk kelompok umum, tapi juga lansia, penyandang disabilitas, anak-anak dan kelompok adat," ucap dia.
13.964 paket makanan dibagikan melalui keberadaan dapur umum Dompet Dhuafa. Layanan ambulance jenazah juga digulirkan menyusul angka kematian yang tinggi saat itu.
Untuk menghadapi gelombang ketiga pandemi Covid-19, program Crisis Center kembali diluncurkan dengan posko komando berada di Gedung Philantrophy. Kali ini, layanan yang diberikan berupa ambulans Covid, isolasi mandiri (isoman), dukungan oksigen, serta paket nutrisi dan sembako untuk pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat.
"Nomor hotlinenya, 08111617101, bisa diakses melalui Whatsapp selama 24 jam. Kami menyediakan tenaga medis untuk melakukan upaya triase, telecounseling dan telemedicine, sekaligus terintegrasi dengan layanan lain di DD," kata dr. Yeni.
Tak hanya itu, pihaknya disebut sedang melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk pelaksanaan vaksinasi booster Covid-19.
Di daerah Jawa Barat, DD telah menyediakan rumah isolasi komunitas. Keberadaannya diaktivasi bersama gugus tugas Covid-19 dan puskesmas setempat untuk menampung masyarakat sekitar."Layanan Crisis Center ini sudah kita jalankan dari awal kasus omicron ini meningkat. Sudah cukup banyak masyarakat yang mengakses layanan ini. Crisis Center terus ada sejak gelombang pertama, tapi menyesuaikan dengan kebutuhan dari masyarakat," ujarnya.