Kamis 10 Feb 2022 17:54 WIB

BKF: Travel Bubble Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah Wisata

Beberapa wilayah pemulihan ekonominya lebih lambat karena bergantung ke pariwisata.

Tim balap MotoGP tiba di Bandara Internasional Lombok (BIL) di Praya, Lombok Tengah, NTB, Senin (7/2/2022). Pemerintah menerapkan kebijakan travel bubble selama perhelatan ajang MotoGP.
Foto: ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Tim balap MotoGP tiba di Bandara Internasional Lombok (BIL) di Praya, Lombok Tengah, NTB, Senin (7/2/2022). Pemerintah menerapkan kebijakan travel bubble selama perhelatan ajang MotoGP.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu menyebut kebijakan travel bubble dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah wisata. Kebijakan travel bubble ini diterapkan selama perhelatan ajang MotoGP.

"Ini tentu tidak secepat yang bisa kita harapkan karena bergantung pada sentimen yang bergantung pada keberhasilan negara-negara itu semua mengendalikan kondisi pandemi," kata Febrio dalam Taklimat Media secara daring yang dipantau di Jakarta, Kamis (10/2/2022).

Baca Juga

Untuk memastikan keamanan perhelatan MotoGP, pemerintah menerapkan kebijakan travel bubble melalui kesepakatan dengan beberapa negara dengan kasus positif Covid-19 yang rendah. Warga negara tersebut diperbolehkan masuk ke Indonesia tanpa melakukan isolasi setelah dipastikan tidak terjangkit Covid-19.

"Dengan saling percaya dan travel bubble tersebut bisa tercipta, terjadi perjalanan yang harapannya bukan hanya untuk turis, melainkan juga bisnis. Ini adalah salah satu cara untuk meningkatkan aktivitas travel," katanya.

Beberapa wilayah mengalami pemulihan ekonomi yang relatif lebih lambat karena bergantung pada sektor pariwisata, misalnya, Bali. Pada 2021 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Bali dan Nusa Tenggara hanya tumbuh 0,07 persen year on year (yoy).

Ia mengatakan, saat ini wisatawan domestik telah mulai kembali melancong ke Bali, tetapi jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung masih sedikit. "Memang dalam waktu ke depan harus kita pastikan pandemi Covid-19 terkendali dengan baik, sentimen negatif untuk wisatawan mancanegara kita kelola dengan baik," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement