REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu menyebut kebijakan travel bubble dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah wisata. Kebijakan travel bubble ini diterapkan selama perhelatan ajang MotoGP.
"Ini tentu tidak secepat yang bisa kita harapkan karena bergantung pada sentimen yang bergantung pada keberhasilan negara-negara itu semua mengendalikan kondisi pandemi," kata Febrio dalam Taklimat Media secara daring yang dipantau di Jakarta, Kamis (10/2/2022).
Untuk memastikan keamanan perhelatan MotoGP, pemerintah menerapkan kebijakan travel bubble melalui kesepakatan dengan beberapa negara dengan kasus positif Covid-19 yang rendah. Warga negara tersebut diperbolehkan masuk ke Indonesia tanpa melakukan isolasi setelah dipastikan tidak terjangkit Covid-19.
"Dengan saling percaya dan travel bubble tersebut bisa tercipta, terjadi perjalanan yang harapannya bukan hanya untuk turis, melainkan juga bisnis. Ini adalah salah satu cara untuk meningkatkan aktivitas travel," katanya.
Beberapa wilayah mengalami pemulihan ekonomi yang relatif lebih lambat karena bergantung pada sektor pariwisata, misalnya, Bali. Pada 2021 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Bali dan Nusa Tenggara hanya tumbuh 0,07 persen year on year (yoy).
Ia mengatakan, saat ini wisatawan domestik telah mulai kembali melancong ke Bali, tetapi jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung masih sedikit. "Memang dalam waktu ke depan harus kita pastikan pandemi Covid-19 terkendali dengan baik, sentimen negatif untuk wisatawan mancanegara kita kelola dengan baik," ujarnya.