Kamis 10 Feb 2022 18:09 WIB

Presiden AS dan Raja Salman Lakukan Pembicaraan Terkait Houthi

AS mendukung penuh upaya PBB dalam mengakhiri perang di Yaman.

Rep: Puti Almas/ Red: Friska Yolandha
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan bahwa negaranya berkomitmen untuk terus mendukung Arab Saudi dalam menghadapi serangan yang dilakukan oleh Houthi, kelompok pemberontak di Yaman.
Foto: AP/Patrick Semansky
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan bahwa negaranya berkomitmen untuk terus mendukung Arab Saudi dalam menghadapi serangan yang dilakukan oleh Houthi, kelompok pemberontak di Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan bahwa negaranya berkomitmen untuk terus mendukung Arab Saudi dalam menghadapi serangan yang dilakukan oleh Houthi, kelompok pemberontak di Yaman. Dalam sebuah pernyataan dari Gedung Putih, disebutkan bahwa Biden bersama Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz membahas tentang perkembangan regional dan masalah yang menjadi perhatian bersama. Termasuk serangan yang dilakukan Iran oleh Houthi terhadap sasaran sipil di Arab Saudi. 

Biden menggarisbawahi komitmen AS untuk mendukung Arab Saudi dalam membela rakyat dan wilayahnya dari serangan tersebut. Washington juga memberi dukungan penuh untuk upaya yang dipimpin PBB dalam mengakhiri perang di Yaman.

Baca Juga

Biden dan Salman juga membahas ambisi nuklir Iran. Biden mencatat komitmen untuk memastikan bahwa Iran tidak akan pernah dapat memperoleh senjata nuklir dan memberi tahu Raja tentang pembicaraan multilateral yang sedang berlangsung untuk membangun kembali kendala pada program nuklir tersebut.

“Kedua pemimpin membahas hal-hal yang berkaitan dengan kawasan Timur Tengah dan Eropa dan sepakat bahwa tim mereka akan tetap terkoordinasi secara erat selama beberapa minggu dan bulan mendatang,” ujar pernyataan Gedung Putih, seperti dilansir Israel National News//, Kamis (10/2/2022).

Lebih lanjut, Gedung Putih mengatakan bahwa Biden dan Salman menegaskan kembali komitmen AS dan Arab Saudi untuk memastikan stabilitas pasokan energi global.

Houthi, yang didukung oleh Iran kerap menembakkan rudal dan pesawat tak berawak ke Arab Saudi sejak 2015. Serangan dilakukan ketika koalisi militer pimpinan negara kerajaan itu melakukan intervensi di Yaman untuk mencoba memulihkan pemerintah.

AS meyakini bahwa Iran berencana untuk menggunakan Houthi dalam mengambil alih Yaman dan merebut pelabuhan strategis utama Aden, yang mengontrol pintu masuk ke Laut Merah dan Eilat, sebuah kota resor di Israel.

Iran membantah mendukung Houthi dan juga membantah tuduhan Arab Saudi bahwa Teheran memberi pemberontak Houthi di Yaman kemampuan balistik. Mengenai program nuklir, Arab Saudi telah lama berbicara menentang upaya Teheran untuk memperoleh senjata nuklir.

Selama negosiasi antara Iran dan negara-negara dalam Dewan Keamanan PBB mengenai kesepakatan nuklir 2015, Arab Saudi dan negara-negara Teluk Arab lainnya menyatakan keprihatinan atas kesepakatan yang akan memungkinkan Iran untuk memproduksi senjata nuklir.

Namun, pada akhirnya, Pemerintah Arab Saudi mengumumkan bahwa mereka menyambut baik kesepakatan itu.Pada Desember, Raja Salman mengatakan bahwa Arab Saudi prihatin dengan kurangnya kerja sama Iran dengan masyarakat internasional dalam program nuklir dan rudal balistiknya, menyerukan Iran untuk mengubah perilaku negatif di Timur Tengah dan memilih dialog, serta kerja sama.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement