REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPD DKI Jakarta Partai Gerindra M Taufik menyoroti hasil survei Populi Center beberapa waktu lalu. Menurut dia, survei tersebut memang sejalan dengan kinerja Gubernur DKI Jakarta yang selama ini dinilai baik oleh banyak pihak.
“Pertama memang harus kita akui kinerjanya (Anies) bagus,” kata Taufik ketika dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (10/2).
Namun demikian, dia tak menampik masih banyaknya pihak yang kerap mencerca kinerja mantan Mendikbud tersebut. Taufik mengatakan, penilaian dari beberapa pihak tersebut masih terkesan berunsur politis “Kalau mau menilai objektif kan saya kira semua mata tahu kok,” tutur dia.
Dia memaparkan, pihak-pihak yang mendengungkan kinerja Anies kurang itu belum menerima kekalahan dari Pilgub 2017 silam. Menurutnya, hal itu diperburuk saat masa jabatan Anies disebutnya akan berakhir beberapa bulan lagi. “Ada yang ngomong begini, nggak mau melihat objektifnya. Ada hasilnya (kinerja Anies) buktinya apa? Genangannya berkurang, waktunya berkurang,” jelas dia.
Dia menilai, cara Anies dalam menanggulangi banjir dengan sumur resapan cukup baik. Pihak yang kerap mengkritik sumur resapan tersebut, kata Taufik, tidak mengerti teknis dan fungsi dari sumur resapan. “Bukan nggak efektif, itu salah satu dari sekian banyak cara yang harus dilakukan dalam rangka menanggulangi banjir,” ucapnya.
Dengan dasar itu, dia menilai aneh jika masih ada orang yang meragukan penanganan banjir di Jakarta. Utamanya, ketika peran Gerindra dinilai dia juga berkontribusi dalam perbaikan tersebut.
“Kan pak Anies yang usung Gerindra. Ada efektifnya gitu loh,” katanya.
Oleh sebab itu, dia tidak meragukan jika survei Populi, Anies menjadi salah satu calon presiden pilihan warga DKI Jakarta.
Sebelumnya, Populi Center melakukan survei terhadap 600 responden di 60 kelurahan di DKI pada 26 Januari hingga 1 Februari. Dari survei itu, disebutkan jika sekitar 86 persen, puas dengan kepemimpinan Anies-Riza. Dalam survei yang sama, sekitar 77,2 persen responden juga menganggap pembangunan di Jakarta semakin maju. Namun demikian, yang terendah dari survei tersebut adalah rumah DP Rp 0. Hanya 25,7 persen warga yang puas dengan kebijakan tersebut.