Jumat 11 Feb 2022 06:49 WIB

Satgas Minta Jateng dan Jatim Masifkan Testing

Saat ini rasio testing nasional adalah 7 dari 1.000 orang.

Rep: Dessy Suciati S/ Red: Dwi Murdaningsih
Pelaksanaan skrining melalui tes antigen terhadap para pekerja wisata Kampong Kopi Banaran (Kakoba), yang dilalsanakan di graha robusta kompleks agrowisata Kakoba, Kamis (20/1). Dinkes Kabupatrn Semarang menggiatkan testing kepada pekerja wisata seiring dengan meningkatnya kembali aktivitas wisata di Kabupaten Semarang.
Foto: dok. Istimewa
Pelaksanaan skrining melalui tes antigen terhadap para pekerja wisata Kampong Kopi Banaran (Kakoba), yang dilalsanakan di graha robusta kompleks agrowisata Kakoba, Kamis (20/1). Dinkes Kabupatrn Semarang menggiatkan testing kepada pekerja wisata seiring dengan meningkatnya kembali aktivitas wisata di Kabupaten Semarang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan berdasarkan data per 6 Februari 2022, angka rasio testing nasional saat ini masih jauh di atas standar World Health Organization (WHO). Saat ini rasio testing nasional adalah 7 dari 1.000 orang.

"Angka ini sudah melebihi standar WHO yang menetapkan 1 dari 1.000 orang," kata Wiku saat keterangan pers, dikutip pada Jumat (11/2).

Baca Juga

Namun, ia menyayangkan masih ada 22 provinsi dengan angka rasio testing yang masih di bawah rasio testing nasional. Dua dari provinsi tersebut di antaranya yakni Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Rasio testing di Jawa Timur adalah 5 dari 1.000 orang dites. Sementara di Jawa Tengah angkanya tergolong sangat rendah, yakni 2 dari 1.000 orang dites. Karena itu, ia meminta pemerintah daerah di 22 provinsi tersebut, khususnya Jawa Timur dan Jawa Tengah agar kembali memasifkan testing.

“Jangan sampai data yang dilaporkan lebih kecil dari kondisi kasus sebenarnya dan berimbas pada penentuan kebijakan yang kurang sesuai dengan situasi real di lapangan,” ujarnya.

Wiku pun kembali mengingatkan, testing merupakan penentu mobilitas yang aman untuk mencegah orang yang positif berpindah dari satu daerah ke daerah lainnya sehingga dapat meningkatkan kasus di daerah lain.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement