REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menargetkan akan menambah lima juta nasabah Ultra Mikro (UMi) baru pada 2022. Holding Ultra Mikro terdiri dari BRI, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) yang dibentuk pada 13 September 2021.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan infrastruktur yang dimiliki perseroan diantaranya Sentra Layanan Ultra Mikro (Senyum) Mobile dan UMi Corner. “Mudah-mudahan terus kita tambah bersama-sama untuk mencapai lima juta di tahun ini dan infrastrukturnya kita siapkan,” ujarnya dalam keterangan pers tertulis, Kamis (10/2/2022).
Menurutnya saat ini BRI sudah melayani sebanyak 8,1 juta ultra mikro, Pegadaian 5,9 juta, dan PNM 11,2 juta. Sementara itu, target nasabah UMi pada 2024 harus mencapai 45 juta nasabah. Berdasarkan riset yang dilakukan bersama konsultan pada 2018 silam, Sunarso mengungkapkan terdapat 45 juta UMi di Indonesia yang masih membutuhkan pendanaan, baik berupa pendanaan baru maupun pendanaan tambahan.
Dari 45 juta tersebut, kata Sunarso, hanya 15 juta pelaku UMi yang baru tersentuh oleh lembaga pembiayaan dari 45 juta UMi yang tersebar di Indonesia. Artinya, sebanyak 30 juta pelaku UMi masih belum tersentuh lembaga pembiayaan.
“30 juta usaha UMi perginya? Sebanyak lima juta usaha UMi mengandalkan rentenir yang bunganya sudah bisa ditebak pasti jauh lebih tinggi. Risetnya menunjukkan bunganya sekitar 100 sampai 500 persen setahun,” ucapnya.
Kemudian sebanyak tujuh juta usaha UMi yang belum tersentuh lembaga pembiayaan formal, meminjam pendanaan melalui keluarga atau kerabat. Sedangkan sisanya, sebanyak 18 juta UMi merupakan pelaku usaha ultra mikro yang sama sekali belum mendapatkan akses pendanaan.
“Kehadiran UMi diharapkan bisa menjangkau 18 juta nasabah, termasuk juga pelaku usaha yang masih mengandalkan pembiayaan dari rentenir. Selain itu, potensi ultra mikro yang sangat besar juga dapat memperkuat core competence BRI segmen mikro dan kecil,” ucapnya.