Jumat 11 Feb 2022 10:04 WIB

AS Alami Inflasi Tertinggi dalam 40 Tahun Terakhir

Rekor inflasi ini semakin memantapkan rencana The Fed menaikkan suku bunga pinjaman.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Rak sepeda berbentuk simbol mata uang Amerika Serikat di Wall Street dekat Bursa Efek New York di New York, New York, AS, 15 Juni 2020. Amerika Serikat (AS) mengalami Inflasi tertinggi pada Januari 2022. Inflasi tersebut merupakan titik tertinggi dalam 40 tahun terakhir.
Foto: EPA-EFE/JUSTIN LANE
Rak sepeda berbentuk simbol mata uang Amerika Serikat di Wall Street dekat Bursa Efek New York di New York, New York, AS, 15 Juni 2020. Amerika Serikat (AS) mengalami Inflasi tertinggi pada Januari 2022. Inflasi tersebut merupakan titik tertinggi dalam 40 tahun terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) mengalami Inflasi tertinggi selama setahun terakhir. Inflasi tersebut merupakan titik tertinggi dalam 40 tahun terakhir. 

Rekor inflasi ini membuat perusahaan di AS menghapus kebijakan kenaikan gaji. Laju inflasi ini juga semakin memantapkan rencana Bank Sentral AS, Federal Reserve  (The Fed), untuk mulai menaikkan suku bunga pinjaman di seluruh sektor perekonomian.

Baca Juga

Dilansir AP, Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan pada Kamis (10/2/2022) bahwa harga konsumen melonjak 7,5 persen pada bulan lalu dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut menjadi yang terburuk sejak Februari 1982.

Kekurangan pasokan dan pekerja, bantuan federal dalam jumlah besar, suku bunga yang sangat rendah, dan belanja konsumen yang kuat digabungkan untuk mengirim lompatan inflasi pada tahun lalu. Selanjutnya ada beberapa tanda bahwa upaya tersebut akan melambat secara signifikan dalam waktu dekat.

Data inflasi terbaru menyarankan kepada beberapa ekonom bahwa The Fed dapat menaikkan suku bunga utamanya pada Maret 2022 sebesar satu setengah poin persen. Pimpinan Federal Reserve St Louis, James Bullard mengatakan kepada Bloomberg bahwa dia mendukung peningkatan tajam sebesar persentase poin penuh dalam suku bunga acuan jangka pendek pada Juli 2022. 

Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell mengisyaratkan dua pekan lalu bahwa bank sentral kemungkinan akan menaikkan suku bunga acuan. Kenaikan suku bunga acuan jangka pendek akan dilakukan dalam beberapa kali tahun ini.

Ekonom Wells Fargo Sarah House mengatakan sama seperti tekanan harga di beberapa daerah mereda lalu inflasi di bagian lain ekonomi meningkat. "Hasilnya adalah inflasi kemungkinan akan tetap tinggi,” ujar House. 

Kenaikan harga yang stabil telah membuat banyak orang Amerika kurang mampu membeli makanan, gas, sewa, penitipan anak, dan kebutuhan lainnya. Secara lebih luas, inflasi telah muncul sebagai faktor risiko terbesar bagi perekonomian dan sebagai ancaman serius bagi Presiden Joe Biden dan anggota Kongres Demokrat saat pemilihan paruh waktu menjelang akhir tahun ini.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement