REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Seorang pria yang ingin bergabung dengan protes di ibu kota Kanada, Ottawa, atas mandat masker menyerukan ancaman bom. Atas ancaman itu polisi pun mencoba memberikan fokus padanya untuk melakukan pengejaran tetapi justru pria tersebut berada di tempat yang salah.
Kapten Brad Brubaker menyatakan, pria berusia 20 tahun dari Akron, Ohio, menelepon Kantor Sheriff Wilayah Putnam dua kali awal pekan ini. Pertama kali dia membuat ancaman bom dan kemudian dalam panggilan kedua dia mengatakan telah ditembak.
Saat itulah Brubaker mengetahui bahwa dia sedang berbicara dengan seseorang di Ohio. "Dia tidak memperhatikan dan hanya menelepon nomor pertama yang dia temukan. Dia bilang dia marah tentang mandat masker," kata Brubaker kepada The Lima News.
Kantor sheriff pun mengatakan akan meminta jaksa wilayah untuk mempertimbangkan dakwaan terhadap pria itu. Terdapat nama wilayah yang sama dengan ibu kota Kanada yang terletak di negara bagian AS Ohio.
Ribuan pengunjuk rasa turun lagi di Ottawa pada akhir pekan, bergabung dengan ratusan yang bertahan sejak akhir pekan lalu. Protes telah menyebabkan kemacetan di ibukota Kanada sejak Januari, dengan sejumlah kendaraan memblokir jalan-jalan di pusat kota.
Protes ini bermula dari gerakan Freedom Convoy 2022 dengan truk-truk melakukan konvoi dari Vancouver ke Ottawa untuk menentang mandat mewajibkan vaksinasi Covid-19 bagi pengendara perlintasan Kanda-AS. Bagi yang tidak menerima suntikan harus memegang hasil negatif Covid-19 dan melakukan karantina.