Jumat 11 Feb 2022 13:42 WIB

KSP Minta Masyarakat tak Remehkan Vaksin

Vaksin sudah terbukti mengurangi tingkat keparahan akibat Covid-19.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas medis memeriksa riwayat kesehatan warga sebelum menerima vaksin COVID-19 di Dinas Kesehatan Karawang, Jawa Barat, Jumat (11/2/2022). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan program vaksinasi COVID-19 dosis ketiga sudah dilaksanakan kepada 3,5 persen atau sekitar 6,3 juta penerima dari sasaran usia dewasa sebanyak 181,5 juta penerima
Foto: ANTARA/M Ibnu Chazar
Petugas medis memeriksa riwayat kesehatan warga sebelum menerima vaksin COVID-19 di Dinas Kesehatan Karawang, Jawa Barat, Jumat (11/2/2022). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan program vaksinasi COVID-19 dosis ketiga sudah dilaksanakan kepada 3,5 persen atau sekitar 6,3 juta penerima dari sasaran usia dewasa sebanyak 181,5 juta penerima

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Brian Sri Prahastuti mengingatkan masyarakat agar tak meremehkan vaksin. Ia mengatakan, manfaat vaksin sudah terbukti dapat mengurangi tingkat keparahan Covid-19 varian Omicron.

"Sudah terbukti vaksin bisa mengurangi tingkat keparahan Covid-19 varian Omicron," kata Brian, dikutip dari siaran pers KSP, Jum'at (11/2).

Baca Juga

Brian menjelaskan, selemah apapun virus akan dapat menginfeksi. Namun jika virus tersebut ada di dalam tubuh orang yang sudah memiliki antibodi, maka virus akan menjadi sangat lemah.

Sedangkan, jika virus masuk ke dalam tubuh yang tidak memiliki antibodi, maka selain menginfeksi, virus juga akan mengubah bentuknya menyesuaikan lingkungan tubuh manusia yang dilewatinya. "Kalau perubahannya menjadi tambah jinak, ya aman. Tapi jika perubahan malah menjadikan varian mutan yang lebih berbahaya, ini yang sangat beresiko," kata Brian.

Sebelumnya pada Senin (7/2), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyoroti terkait penyebaran pesan antivaksin. Ia mengatakan, kelompok yang menyebarkan pesan anti vaksin harus bertanggung jawab terhadap angka kematian akibat Covid-19 karena tidak mendapat vaksinasi.

Luhut juga memaparkan, sebanyak 69 persen dari total 356 pasien korban meninggal Covid-19 varian Omicron memang karena belum mendapat vaksinasi lengkap. Dari jumlah tersebut, sebanyak 42 persennya merupakan pasien yang memiliki komorbid dan 44 persen lainnya kelompok masyarakat lanjut usia atau lansia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement