Jumat 11 Feb 2022 15:11 WIB

Larangan Jilbab India, Serangan Terselubung Terhadap Pendidikan Muslim?

Jilbab adalah bagian penting dari identitas siswi Muslim India.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
 Aktivis mahasiswa India dari Muslim Students Federation (MSF) memegang plakat selama protes terhadap pembatasan jilbab, di New Delhi, India, 08 Februari 2022. Enam siswa di Government Women First Grade College di distrik Udupi, Karnataka, sekitar 400 km dari Bangalore, telah dilarang menghadiri kelas karena mengenakan jilbab dan siswa Hindu mulai mengenakan selendang safron sebagai tanda protes. Pengadilan Tinggi Karnataka akan melanjutkan sidang petisi yang diajukan oleh lima gadis yang mempertanyakan pembatasan jilbab pada 09 Februari 2022. Larangan Jilbab India, Serangan Terselubung Terhadap Pendidikan Muslim?
Foto: EPA-EFE/RAJAT GUPTA
Aktivis mahasiswa India dari Muslim Students Federation (MSF) memegang plakat selama protes terhadap pembatasan jilbab, di New Delhi, India, 08 Februari 2022. Enam siswa di Government Women First Grade College di distrik Udupi, Karnataka, sekitar 400 km dari Bangalore, telah dilarang menghadiri kelas karena mengenakan jilbab dan siswa Hindu mulai mengenakan selendang safron sebagai tanda protes. Pengadilan Tinggi Karnataka akan melanjutkan sidang petisi yang diajukan oleh lima gadis yang mempertanyakan pembatasan jilbab pada 09 Februari 2022. Larangan Jilbab India, Serangan Terselubung Terhadap Pendidikan Muslim?

REPUBLIKA.CO.ID, UDUPI -- Sudah sebulan lamanya para siswi di Sekolah Pra-Universitas Negeri (Government Pre-University College) di negara bagian Karnataka, India belum diizinkan masuk ke dalam kelas. Mereka ditolak masuk karena mengenakan jilbab.

Sejak gadis-gadis itu pertama kali dilarang memasuki lingkungan kampus, setiap harinya mereka duduk di luar sebagai bentuk protes terhadap sekolah. Sekolah telah menandai enam siswa sebagai 'absen' sejak 31 Desember 2021.

Baca Juga

Para siswa juga mengklaim perguruan tinggi tersebut melarang mereka berbicara dalam bahasa ibu mereka, Beary dan Urdu, dan juga diduga melarang siswa untuk saling memberikan salam islami.

Siswi berhijab dari institusi India lainnya, Government Junior College di kota pesisir Kundapur, juga di Karnataka, juga menghadapi perlakuan yang sama. Video menunjukkan sejumlah gadis memohon kepada guru mereka untuk mengizinkan mereka masuk ke perguruan tinggi setelah mereka juga ditolak masuk pada awal Februari tahun ini. Dalam video yang viral itu, mereka terdengar meneriakkan ucapan "tidak ada aturan yang melarang memakai jilbab."

Protes juga meletus sebulan lalu di PU Girls College di Udupi, di mana para siswa masih berjuang diizinkan duduk di kelas dengan mengenakan jilbab. Kejadian seperti itu menjadi sebuah norma di India, di mana sentimen anti-Muslim tampaknya meningkat.

Pasalnya, orang-orang yang diduga anggota kelompok sayap kanan Hindu merasa berani di bawah Partai Bharatiya Janata Party (BJP) pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi. Sementara itu, pemerintah dituduh mendukung tindakan penganiayaan terhadap Muslim dan minoritas lainnya oleh nasionalis Hindu garis keras sejak berkuasa pada 2014 lalu. Namun, pemerintah India menyangkalnya.

Sedangkan dalam menanggapi protes atas larangan jilbabtersebut, pemerintah Karnataka mengeluarkan perintah pada awal Februari lalu yang melarang siswa sekolah mengenakan pakaian yang disebutnya "mengganggu kesetaraan". Perintah tersebut memperjelas bahwa sekolah memiliki kewenangan untuk mengatur ketetapan seragam.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement