Pengembangan Lokawisata Baru di Banyumas Ditarget Selesai Maret 2022
Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Lokawisata Balai Taman Mas Kemambang, Banyumas. | Foto: Dokumen.
REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, memastikan beberapa lokawisata baru yang sedang dikembangkan akan selesai bulan depan. Menurut Kepala Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) setempat, Asis Kusumandani, dari enam lokawisata yang dikelola oleh pemda, ada beberapa lokawisata yang dikembangkan dengan dana dari Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
"Lokawisata yang dikelola pemda totalnya ada enam, tapi ini yang pengembangan dibangun dengan dana PEN Rp 187 miliar, dibangun sejak pertengahan tahun 2021," jelas Asis kepada Republika.co.id, Jumat (11/2).
Beberapa lokawisata yang tengah dikembangkan yaitu Taman Botani di Lokawisata Baturraden yang berisi tanaman tematik, tanaman langka, berbagai jenis anggrek dan lainnya. Kemudian ada dome yang dibangun di taman itu untuk acara pertunjukan.
Untuk wisata kuliner, pemda membangun pusat kuliner UMKM dan Balai Taman Mas Kemambang yang memiliki konsep floating market. Selain itu, juga ada Menara Pandang setinggi 99 meter yang dapat memperlihatkan pemandangan Kota Purwokerto.
Pemda juga mengembangkan wisata di kota lama Banyumas, dengan membentuk konsep wisata perahu. "Taman Mas Kemambang sudah selesai, tapi belum dibuka. Semuanya dibuka perkiraan Maret atau April," kata Asis.
Adanya penurunan level Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dari level 1 ke level 2 membuat kapasitas tempat wisata dibatasi. Menurut Asis, pihaknya hanya memperketat aturan protokol kesehatan agar pengunjung tetap bisa berwisata, dan mendorong ekonomi warga sekitar.
Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Banyumas Sardi Susanto mengatakan meskipun adanya pandemi Covid-19, wisata di Baturraden masih diminati oleh banyak pengunjung. Sehingga potensi wisatanya harus terus dimaksimalkan.
Salah satunya adalah Desa Wisata Karangsalam yang terus berkembang di masa pandemi. Meskipun banyak bank, terutama bank-bank BUMN yang menawarkan permodalan, menurut Sardi banyak yang masih kekurangan informasi mengenai hal ini.
"Dengan adanya desa wisata di sini, paling tidak sedikit mengangkat atau membantu pemerintah untuk mengentaskan pengangguran. Tinggal bagaimana pelaku kebijakan dan perbankan menyentuh mereka," kata Sardi.