Bahwa Presiden ketiga Amerika Serikat, Thomas Jefferson, memiliki terjemahan Alquran bukan rahasia lagi. Kepemilikan itu telah digunakan untuk menyumpah sejumlah Muslim yang berhasil menduduki jabatan tinggi di parlemen maupun pemerintahan Amerika Serikat.
Selain fakta itu, masih ada lagi yang menarik seputar kepemilikan Alquran itu. Ia menceritakan, tak sedikit soal hubungan Amerika Serikat dan dunia Islam. Fakta-fakta berikut dihimpun dari buku Thomas Jefferson’s Qu'ran: Islam and the Founders karya Denise Spellberg dan Servants of Allah: African Muslims Enslaved in the Americas karya Sylviane Diouf.
Buku bestseller
Spellberg menuliskan fakta mengejutkan bahwa terjemahan Alquran berbahasa Inggris ternyata merupakan salah satu buku paling laku keras di kalangan umat Kristen Protestan di Amerika Serikat pada abad ke-18. Thomas Jefferson salah satu yang membeli naskah itu saat masih mahasiswa hukum pada 1765.
Tak jelas betul apa yang membuat orang Amerika kala itu gandrung membaca, tapi perkiraannya, untuk mencoba mengerti hukum di Turki Utsmaniyah dan Afrika Utara. Sejumlah kolonialis di AS memang punya hubungan dengan dua wilayah itu. Faktanya, Maroko adalah kerajaan pertama yang mengakui kemerdekaan Amerika Serikat pada 1776.
Iklan dari koran
Jefferson mengetahui keberadaan terjemahan Alquran itu dari iklan di koran di Williamsburg, Virginia. Begitu tahu buku itu bisa dipesan dari Inggris, Jefferson tak ragu merogoh kocek agak dalam untuk mendatangkan salinan tersebut.
Milik para budak
Sebenarnya Jefferson tak perlu jauh-jauh memesan ke Inggris jika hendak membaca Alquran. Budak-budak kulit hitam di Amerika kala itu tak sedikit yang berasal dari Afrika Barat dan beragama Islam.
Menurut Sylviane Diouf, para budak itu biasa membeli Alquran dari toko-toko tak jauh dari perbudakan. Para pemilik menjual Alquran karena paham para budak sangat menyayangi Alquran dan rela menghabiskan tabungan sumur hidup untuk mendapatkan Kitab Suci tersebut.
Kitab hukum
Seperti disebut di atas, Alquran lebih dipandang sebagai kitab hukum di Amerika masa Thomas Jefferson. Hal ini bisa disaksikan pada langit-langit gedung Mahkamah Agung Amerika Serikat.
Meski melawan larangan dalam agama Islam, Nabi Muhammad dilukis di langit-langit bersama 18 pembawa hukum paling agung sepanjang sejarah umat manusia. Lukisan itu dibuat pada 1930 dan bertahan hingga saat ini.
Pemahaman keliru
Terlepas dari kepemilikan Alquran itu, Jefferson masih sangat terpengaruh dengan stereotipe yang disematkan pada agama Islam oleh orang-orang Eropa. Jefferson masih menilai bahwa agama Islam sama tak rasionalnya dengan agama Kristen dan Yahudi. Meski begitu, kepemilikan Alquran itu juga meyakinkan Jefferson bahwa negara Amerika nantinya harus terbuka untuk semua agama termasuk umat Islam.