Jumat 11 Feb 2022 19:11 WIB

Dua Tanggung Jawab Seorang Muslim

Islam mengajarkan, hakikat kesalehan adalah berpadunya ibadah ritual dan sosial.

Seorang anak membaca Alquran. Ilustrasi Muslim.  Islam mengajarkan, hakikat kesalehan adalah berpadunya ibadah ritual dan sosial.
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Seorang anak membaca Alquran. Ilustrasi Muslim. Islam mengajarkan, hakikat kesalehan adalah berpadunya ibadah ritual dan sosial.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ahmad Rifai

Kesalehan tak diraih hanya melalui ibadah ritual. Islam mengajarkan, hakikat kesalehan adalah berpadunya ibadah ritual dan sosial. Itulah salah satu hikmah disebut kannya shalat dan zakat secara bersamaan pada banyak tempat dalam Alquran. Ibnul Qoyyim menyebutkan, "Tanggung jawab seorang Muslim secara garis besar ada dua. Kewajiban antara dia dengan penciptanya dan kewajiban dengan sesamanya. Adapun kewajiban dengan sesama adalah tolong-menolong." (Zadul Muhajir, Ibnul Qoyyim, 1/1-7).

Baca Juga

Tolong-menolong dengan sesama adalah ibadah yang efeknya sangat dah syat. Tidak saja kepada pihak yang men dapatkan pertolongan, tapi juga kepada yang memberikan pertolongan. Nabi SAW bersabda yang artinya, "Bukankah kalian ditolong dan diberi rezeki karena (ketulusan doa-doa) orang-orang lemah di antara kalian." (Muttafaqunalaih).

Hadis ini mengajarkan prinsip dan paradigma berpikir yang sangat penting. Melalui hadis di atas kita diingatkan adanya hubungan kausalitas antara menolong orang lemah dengan pertolongan Allah kepada kita. Itu berarti, membantu yang lemah bukan lagi sebatas tuntutan, tapi sudah menjadi kebutuhan. Karena menolong mereka adalah asbab mendapat pertolongan Allah.

Hal ini makin dikuatkan oleh hadis Nabi SAW yang lain. Rasulullah SAW bersabda yang artinya, "Dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong sesamanya." (HR Imam Muslim).

Perintah membantu yang lemah juga sejatinya mengajarkan ketawadhuan. Sebab, dengan memaham filosofi membantu yang lemah, seseorang akan terhindar dari perasaan lebih hebat dari yang lain. Sekomplet apa pun kelebihan seseorang, dia tetap butuh sesamanya. Meskipun secara harta melimpah, tetap butuh pada doanya orang lemah.

 

 

sumber : Republika
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement