Jumat 11 Feb 2022 20:10 WIB

Dokter UI Imbau Masyarakat Segera Vaksinasi

Vaksin dapat mencegah terjadinya penyakit berat.

Vaksinator menyuntikan vaksin Covid-19 ke warga saat pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga (booster) secara massal di Vaccine Center Booster Sport Jabar Arcamanik, Jalan Pacuan Kuda, Kota Bandung, Rabu (9/2/2022). Pemerintah Provinsi Jawa Barat mencatat hingga (8/2/2022), program vaksinasi Covid-19 dosis ketiga (booster) di Jawa Barat telah mencapai 2,14 persen atau 811.292 orang dari keseluruhan target sasaran sebanyak 37.907.814 orang. Dokter UI Imbau Masyarakat Segera Vaksinasi
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Vaksinator menyuntikan vaksin Covid-19 ke warga saat pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga (booster) secara massal di Vaccine Center Booster Sport Jabar Arcamanik, Jalan Pacuan Kuda, Kota Bandung, Rabu (9/2/2022). Pemerintah Provinsi Jawa Barat mencatat hingga (8/2/2022), program vaksinasi Covid-19 dosis ketiga (booster) di Jawa Barat telah mencapai 2,14 persen atau 811.292 orang dari keseluruhan target sasaran sebanyak 37.907.814 orang. Dokter UI Imbau Masyarakat Segera Vaksinasi

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Staf Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM Robert Sinto mengimbau masyarakat segera melakukan vaksinasi Covid-19.

"Vaksin memang tidak sepenuhnya mencegah terinfeksi, tetapi vaksin dapat mencegah terjadinya penyakit berat," katanya dalam taklimat media, Jumat (11/2/2022).

Baca Juga

Ia juga mengimbau masyarakat melakukan klasifikasi diri dan gejala. Klasifikasi ini didasari oleh gejala Covid-19 meski tidak semua gejala harus dilarikan ke rumah sakit.

Jika masyarakat teridentifikasi positif tanpa gejala, kata dia, sebaiknya melakukan isolasi mandiri di rumah selama 10 hari. Sementara orang dengan gejala sedang dapat melakukan isolasi di rumah sakit.

Bagi orang dengan gejala ringan dapat isolasi mandiri di rumah selama 10 hari ditambah tiga hari tanpa gejala. Hal ini dilakukan mengingat kapasitas rumah sakit yang terbatas.

Masyarakat juga dapat berkonsultasi dengan dokter melalui telemedisin seperti melalui laman Kemenkes atau fasilitas lainnya. Dari konsultasi ini masyarakat dapat menentukan klasifikasi dirinya.

Rudi Putranto dari Divisi Psikosomatik dan Paliatif Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM memberi masukan untuk mengatur cemas-panik tanpa obat-obatan. Banyak hal yang dapat dilakukan secara mandiri. Pertama, membatasi membaca berita melalui ponsel.

"Misalnya, pagi dan sore membuka ponsel, tidak terus-menerus serta tidak terlibat pada kekhawatiran berlebihan," katanya.

Kedua, fokus pada peluang saat ini dan menjadi produktif. Dengan ini, kita akan terdistraksi dari pikiran negatif.

Ketiga, tidak bereaksi berlebihan terhadap gejala fisik. Selanjutnya, berbaik hatilah kepada diri sendiri dan orang lain.

"Jika tips ini tidak berhasil, maka cari bantuan profesional," kata Rudi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement