Sabtu 12 Feb 2022 09:52 WIB

Infeksi Covid-19 Bisa Tingkatkan Risiko Sakit Jantung Bagi Penyintas

Infeksi Covid-19 parah atau tidak, bisa meningkatkan risiko sakit jantung penyintas.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nora Azizah
Infeksi Covid-19 parah atau tidak, bisa meningkatkan risiko sakit jantung penyintas.
Foto: www.freepik.com.
Infeksi Covid-19 parah atau tidak, bisa meningkatkan risiko sakit jantung penyintas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian menyebutkan bahwa infeksi Covid-19 terlepas dari tingkat keparahannya, bisa meningkatkan risiko penyakit jantung bagi para penyintas. Studi ini menemukan peningkatan risiko 20 persen masalah jantung dan pembuluh darah yang berbeda bagi mereka yang pernah terkena virus setahun sebelumnya.

"Pemerintah dan sistem kesehatan di seluruh dunia harus siap untuk menghadapi kemungkinan kontribusi signifikan dari pandemi Covid-19 terhadap peningkatan beban penyakit kardiovaskular," tulis surat kabar Science yang melansir laporan penelitian.

Baca Juga

Seorang ahli jantung di Scripps Research, Eric Topol mengatakan kepada majalah itu bahwa dia terkejut dengan temuan ini. Karena itu, dia menyebut penyakit Covid-19 sebagai "gangguan serius”.

"Jika ada yang pernah berpikir bahwa covid itu seperti flu, ini seharusnya menjadi salah satu kumpulan data paling kuat untuk menunjukkan bahwa itu bukan," kata Topol, yang merujuk pada penelitian yang dilakukan di Nature Medicine pada awal pekan ini dilansir Fox News, Sabtu (12/2/2022).

Reuters melaporkan bahwa penelitian tersebut menemukan mereka yang pulih dari infeksi virus corona memiliki risiko sekitar 63 persen lebih tinggi mengalami serangan jantung dan risiko strok 52 persen lebih besar satu tahun kemudian. Outlet berita itu juga mengatakan mereka yang pulih memiliki risiko gagal jantung 72 persen lebih tinggi. 

Risiko yang meningkat tampaknya berdampak pada semua orang, tanpa memandang jenis kelamin, usia atau, apakah ada kondisi yang sudah ada sebelumnya? Majalah itu menunjukkan mereka yang tidak dirawat di rumah sakit juga memiliki risiko penyakit kardiovaskular yang lebih besar.

Laporan analisis itu didasarkan pada data dari Departemen Urusan Veteran AS, termasuk informasi kesehatan dari 154 ribu orang yang memiliki virus. Kelompok kontrol, termasuk jutaan yang menerima perawatan di fasilitas ini selama pandemi dan pada 2017.

Seorang peneliti mengatakan kepada Science bahwa perlu ada studi lanjutan dan meningkatkan kemungkinan bahwa studi retrospektif berisiko memiliki ketidakakuratan. Penelitian difokuskan pada individu yang terdiagnosis virus sejak Maret 2020 hingga Januari 2021 sehingga banyak yang tidak divaksinasi.

"Apa yang kita lihat itu tidak baik. Covid-19 dapat menyebabkan komplikasi kardiovaskular yang serius dan kematian. Jantung tidak beregenerasi atau sembuh dengan mudah setelah kerusakan jantung. Ini adalah penyakit yang akan mempengaruhi orang seumur hidup," tulis salah satu rekan penulis. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement