Sabtu 12 Feb 2022 13:15 WIB

Anugerah Senator Bagi Pesantren Al Ihya ‘Ulumaddin yang Memasuki Usia 97 Tahun

Pesantren Kesugihan mengabdii sejak 1925

Rep: rili/ Red: Muhammad Subarkah
Pengasuh Pesantren Ihya Ulumaddin, KH Imdadurahman Al ‘Ubudi (kiri) dan senator DPD asal Cilacap Abdul Kholik,
Foto: Abdul Kholik
Pengasuh Pesantren Ihya Ulumaddin, KH Imdadurahman Al ‘Ubudi (kiri) dan senator DPD asal Cilacap Abdul Kholik,

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA --  Santri yang kini Anggota DPD (senator) dari daerah pemilihan Jawa Tengah, DR Abdul Kholik, memberikan award (anugerah) kepada pesantren Al Ihya 'Ulumaddin di Kesugihan, Cilacap. Penghargaan ini diberikan atas kiprah pesantren ini yang sudah sangat panjang bagi pendidikan bangsa dan kaum Muslim semenjak tahun 1925.

"Pesantren Al Ihya ‘Ulumaddin, Kesugihan, Cilacap, Jawa Tengah merupakan salah satu pesantren bersejarah. Institusi pendidikan ini telah memberikan bakti dalam bidang Pendidikan dan pemberdayaan masyarakat selama 97 tahun. Kiprah yang begitu Panjang, mendapatkan perhatian dan penghargaan dari kami selaku Senator Indonesia,'' kata Abdul Kholik di Jakarta (12/02/2022).

Menurut Abdul Kholik, selama kurun sepanjang itu menjadi pemikirannya apa jadinya Indonesia seandainya Indonesia tanpa pesantren, khusunya pesantren Al Ihya 'Ulumaddin di Kesugihan Cilacap ini. " Jadi sepertinya sulit dibayangkan. Sebab, kilas  sejarah bangsa menunjukkan pesantren memiliki andil besar baik masa perjuangan, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan.  Pesantren merupakan bagian integral dari prkembangan masyarakat. Seperti halnya, apa yang dilakukan Pondok Pesantren Al Ihya Ulumaddin, Cilacap, Jawa Tengah."  

Didirikan oleh ulama KH Badawi Hanafi, pada tanggal 24 November 1925, awalnya dilandasi semangat dakwah dan mencerdaskan kehidupan bangsa yang kala itu masih dijajah Belanda. Meski dengan modal awal yang serba terbatas, memanfaatkan mushola peninggalan ayahnya KH Fadhil, namun berkat ketekunan dan keuletannya, terus berkembang dan muridnya berdatangan dari berbagai daerah.

Pesantren Al Ihya 'Umuladdin yang dikenal dengan sebutan pesantren Kesugihan, lanjut Kholik, dulunya bernama Pesantren Kesugihan, lalu berubah menjadi Pengajaran dan Pendidikan Agama Islam pada tahun 1961). Barulah pada tahun 1983 oleh KH Mustholih Badawi diubah menjadi PP Al Ihya ‘Ulumaddin, sebagai penghormatan pada ayahnya yang sangat mengagumi ulama besar Al Ghazali. Pengelolaan berjalan estafet dan saat ini masuk generasi ketiga, KH Imdadurahman Al ‘Ubudi.

"Pondok pesantren ini adalah lembaga pendidikan salaf modern yang fokus pada pembekalan akidah, syariah, dan ahlak ala ahlussunah wal jamaah serta pembekalan ilmu pengetahuan moderen. Kini pesantren terus berkembang memiliki  sarana pendidikan formal maupun non formal mulai dari TK hingga Aliyah. Selain itu juga terdapat sekolah umum setingkat SMP dan SMU yang tersebar di berbagai daerah. Untuk perguruan tinggi awalnya didirikan Istitut Agama Isam Al Ghazali (IAIG), yang kini sudah menjadi Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali (UNUGHA),'' ujarnya.

Jumlah santri yang mukim di pesantren ini mencapai 1500 orang, yang dididik menjadi ahli iabadah yang sholih, berilmu dan dan berahlakul karimah. Jumlah alumni mencapai ribuan dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia. ''Alhasil ini membuktikan bilsa selama hampir satu abad PP Al Ihya Ulumaddin terus berbakti mendidik anak negeri."

Melihat kiprah, peran serta sumbangsih pesantren yang didasari ketulusan dan keihlasan membantu masyarakat, sudah selayaknya diparesiasi dan dihargai, maka Senator Jawa Tengah, Abdul Kholik,  menilai negara memang belum hadir untuk memberikan aprresiasi atas sumbangsih pesantren . INi terutama dalam membantu negara dalam melaksanakan kewajiban untuk mencerdaskan warga negara. "Karena itulah kami yang santri dan sekaligus kelahiran Cilacap,kemudian mendedikasikan sebuah penghargaan bagi pesantren ini. Pemberian anugerah dilakukan ditengah rangkaian acara haul dan peringatan HUT 97 Pesantren Al Ihya Ulumaddin."

Kholik berharap, melalui pemberian Anugerah Senator Indonesia dengan nomor keanggotaan DPR B-152 dapat menjadi bentuk penghargaan terhadap aset bangsa dan pengakuan atas kontribusi pesantren yang begitu besar. Meskipun disadari, sejatinya pesantren melakukan semua dharma bakti dengan ikhlas, dan tidak mengharap pengehargaan. 

"Alhamdulillah gayung bersambut, pesantren Kesugihan mengucapkan terimakasih atas penghargaan kepada kami dengan penuh kegembiraan. Ini bukan buat kami para pengelola semata, tetapi lebih untuk para santri. Agar mereka lebih semangat dalam belajar dan menimba ilmu di pesantren ini, ujar KH Imdadurhaman ketika menerima penghargaan. Semoga anugerah  terus melimpah dan keberkahan Allah senantiasa tercurah untuk pesantren Al Ihya ‘Ulumaddin'. Amiin,'' tegas KH Imdadurahman Al ‘Ubudi.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement