Sabtu 12 Feb 2022 16:10 WIB

Nasihat Imam Syafii tentang Persahabatan, Susahnya Cari Teman    

Imam Syafii mengingatkan sulitnya mencari teman yang sejati

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi pertemanan. Imam Syafii mengingatkan sulitnya mencari teman yang sejati
Foto: Republika/Musiron
Ilustrasi pertemanan. Imam Syafii mengingatkan sulitnya mencari teman yang sejati

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Imam Syafii merupakan seorang mufti besar sunni dan pendiri mazhab fikih Syafii. Bait-bait syairnya meliputi kerangka besar pandangan pemikirannya terkait kehidupan sosial masyarakat. Di dalam syairnya itu mengandung banyak hikmah, kata-kata bijak, dan nasihat.

Salah satu nasihat Imam Syafi’i adalah tekait dengan persahabatan. Dalam serial buku Tenangkan Pikiran & Hatimu Setiap Saat Jilid II, Shalih Ahmad Asy Syami menyampaikan nasihat Imam Syafii melalui cerita yang disampaikan Yunus bin Abdul A’la.

Baca Juga

Yunus bercerita, “Pada suatu hari, Imam Syafii berkata kepadaku, “Hai Yunus, apabila kamu mendengar dari temanmu perkara yang tidak kamu sukai, jangan lekas memusuhinya dan memutus persahabatan. Jika kamu lakukan itu, kamu termasuk orang yang menghancurkan kepercayaannya padamu dengan keraguanmu padanya.

Segeralah temui dan dengan baik-baik kepadanya, “Aku mendengar begini dan begini dari dirimu.” Berhati-hatilah berbicara, jangan sampai kamu (Yunus) menyebutkan nama orang yang menyampaikan nama orang yang menyampaikan kabar itu kepadanya. Jika dia mengingkari, katakan kepadanya, “Kamu lebih jujur dan lebih baik.” Jangan berkata-kata lebih daripada itu.

Jika ternyata temanmu tadi mengakui, lalu kamu melihat ada alasan di balik tindakannya, maklumilah. Jika kamu tidka melihat alasan sama sekali dari dirinya, tanyakan langsung kepadanya, “Apa yang sebenarnya kamu inginkan dengan kabar yang sampai kepadaku tentang dirimu?”

Jika dia menceritakan alasan yang melatarbelakangi tindakannya, maklumilah.  Jika kamu tidak melihat sama sekali alasan yang membenarkan perbuatannya, sedangkan kamu tidak dapat berbuat banyak hal, pastikan kepadanya kejahatan yang dilakukan.

Dalam hal ini, kamu bisa memilih. Jika ingin membalas, kamu bisa membalas tindakannya secara sepadan, tidak boleh melebihi batas kejahatannya. Jika ingin memaafkan, kamu dapat memaafkannya. Karena, maaf lebih dekat kepada takwa dan lebih dekat kepada kemurahan. Allah SWT berfirman: 

وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا ۖ فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ “Balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, siapa yang memaafkan dan berbuat baik, pahalanya atas (tanggungan) Allah.” (QS Asy Syura [42]: 40).

“Hai Yunus, apabila kamu memiliki sahabat, pegang erat-erat tangannya. Mencari teman itu susah, sedangkan meninggalkannya itu mudah,” kata Imam Syafii di akhir nasihatnya.    

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement