REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia sangat khawatir tentang berlanjutnya serangan udara Israel terhadap sasaran di Suriah. Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Kamis (9/2/2022) lalu, memerintahkan Israel agar tidak mengubah Suriah menjadi medan pertempuran untuk perang proksi.
"Serangan Israel yang terus-menerus terhadap target di dalam wilayah Suriah menimbulkan keprihatinan mendalam. Itu adalah pelanggaran kasar terhadap kedaulatan Suriah dan dapat memicu peningkatan ketegangan yang tajam," kata Juru bicara Kementerian Rusia, Maria Zakharova, dilansir dari Alaraby, Ahad (13/2/2022).
Rusia sepenuhnya menentang segala upaya untuk mengubah Suriah menjadi medan pertempuran untuk perang proksi. Zakharova mendesak Israel untuk “menjauhkan diri dari tindakan militer semacam itu.”
Pernyataan itu muncul menyusul serangan udara yang diluncurkan pada target di Suriah oleh Israel pada Rabu (8/2/2022) lalu. Angkatan Udara Israel mengumumkan di Twitter, bahwa serangan itu diduga merupakan tanggapan terhadap rudal anti-pesawat yang diluncurkan dari wilayah Suriah ke wilayah udara Israel, yang dilaporkan meledak di udara.
Angkatan bersenjata Israel menyerang target rudal permukaan-ke-udara di Suriah, termasuk radar dan baterai anti-pesawat yang diduga digunakan untuk menargetkan militer Israel. Menurut rezim Suriah, serangan udara mengakibatkan kematian satu tentara dan cedera lima lainnya di lokasi serangan di lokasi militer yang dirahasiakan di Suriah selatan.
Rusia telah melancarkan kampanye militer di Suriah sejak 2015, bekerja sama dengan Iran untuk membantu rezim Presiden Suriah Bashar Assad merebut kembali kendali atas sebagian besar negara itu setelah perang saudara yang menghancurkan.