REPUBLIKA.CO.ID,TANGERANG – Pemerintah Provinsi Banten mencatat, dalam dua pekan terakhir, kasus Covid-19 di Provinsi Banten mengalami kenaikan yang signifikan, bahkan mencapai hingga sekitar 7.000 kasus baru per hari. Masyarakat diimbau untuk lebih waspada dan memperketat protokol kesehatan (prokes), mengingat penyebaran varian Omicron sangat tinggi.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti menegaskan, Covid-19 varian Omicron memiliki tingkat penyebarannya lebih cepat dibandingkan dengan varian sebelumnya. Seiring dengan memasuki gelombang ketiga Omicron saat ini, Ati mewanti-wanti masyarakat agar lebih berhati-hati serta mengikuti vaksinasi Covid-19 untuk menekan penyebaran Covid-19.
“Sudah mulai (gelombang ketiga Omicron), puncaknya itu Februari akhir dan Maret. Tapi bisa saja tidak sampai Maret, tergantung kepada masyarakat lagi,” tutur Ati dalam keterangannya, Ahad (13/2).
Ati menuturkan, mayoritas masyarakat yang terpapar Covid-19 varian Omicron tidak menimbulkan gejala/ OTG hingga gejala ringan, sehingga dapat melakukan isolasi mandiri di rumahnya masing-masing. Sedangkan bagi pasien yang bergejala sedang hingga berat harus menjalani perawatan di rumah sakit.
“Kalau yang bergejala ringan tapi ada komorbid, itu disarankan dirawat di tempat isolasi terpusat (isoter) yang telah disediakan oleh pemerintah daerah,” kata dia.
Pemprov Banten diketahui telah menyiapkan 3.019 tempat tidur untuk isolasi di rumah sakit dengan tingkat keterisian (BOR) saat ini mencapai 47%. Sedangkan untuk tempat tidur isolasi terpusat mencapai 1.313 tempat tidur dengan tingkat keterisian atau BOR mencapai 56,43%. Ati mengatakan, Pemprov Banten siap menambah tempat tidur apabila diperlukan.
“Terkait angka kematian dampak Covid-19, hingga saat ini angkanya masih sangat rendah jika dibandingkan pada saat gelombang kedua (varian Delta) pada tahun lalu,” ungkapnya.