Ahad 13 Feb 2022 17:35 WIB

Kesultanan Ternate Programkan Ternate Kota Religius

Program Ternate kota religius diharapkan membentuk generasi penerus yang berakhlak.

Red: Agung Sasongko
  Sejumlah warga beraktivitas di depan Kedaton (keraton) Kesultanan Ternate dengan dengan latar belakang Gunung Gamalama di Kota Ternate, Maluku Utara, Ahad (28/12).  (Antara/Widodo S. Jusuf)
Sejumlah warga beraktivitas di depan Kedaton (keraton) Kesultanan Ternate dengan dengan latar belakang Gunung Gamalama di Kota Ternate, Maluku Utara, Ahad (28/12). (Antara/Widodo S. Jusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesultanan Ternate Maluku Utara (Malut) memprogramkan Ternate sebagai kota religius dengan menggelar Malut berzikir dan salawat di seluruh masjid secara serentak, sehingga bisa membawa generasi penerus memiliki keyakinan agama yang makin baik.

"Program ini bisa membawa generasi penerus berakhlak dan memiliki keimanan yang kuat, agar terhindar dari perilaku, pola pikir dan tindakan yang tidak baik di tengah modernisasi dan kecanggihan alat komunikasi," kata Sultan Ternate ke-49 Hidayatullah Sjah kepada di Ternate, Ahad (13/2/2022).

Baca Juga

Menurut dia, dalam sebulan terakhir ditemukan anak-anak mulai mengisap aroma lem dan program Ternate sebagai kota religius diyakini akan berdampak pada akhlak generasi muda di Malut dan Kota Ternate. Dia mencontohkan, ada perangkat Kesultanan Ternate yang membawa anak-anak peminum miras di bawa ke masjid untuk dibina.

Ini merupakan upaya Kesultanan untuk menjadikan Ternate sebagai kota religius dan keberagaman antarsuku, etnis yang sangat kuat, sehingga situasi kamtibmas di daerah ini terus terpelihara.Sultan menegaskan Kota Ternate merupakan daerah majemuk dan terbuka dan bisa bertahan hingga 800 tahun lebih, karena tidak pernah mengisolasi untuk kelompok tertentu, buktinya wilayah yang didiami masyarakat di Ternate sebagian besar dari luar daerah.

Untuk kawasan Kampung Makassar misalnya didiami etnis Makassar, Kasturian dari Banggai, Salero berasal dari Padang dan Melayu, Tabam warga asal Pulau Makian, Dufa-Dufa dari Tidore, Sulamadaha hingga ke Pulau dari Pulau, ada Kampung Palembang, Falajawa dari Pulau Jawa, Kampung Cina dari Keturunan Tionghoa, Kampung Sarani didiami sebagian besar keluarga dari Kristiani.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَقْتُلُوا الصَّيْدَ وَاَنْتُمْ حُرُمٌ ۗوَمَنْ قَتَلَهٗ مِنْكُمْ مُّتَعَمِّدًا فَجَزَۤاءٌ مِّثْلُ مَا قَتَلَ مِنَ النَّعَمِ يَحْكُمُ بِهٖ ذَوَا عَدْلٍ مِّنْكُمْ هَدْيًاۢ بٰلِغَ الْكَعْبَةِ اَوْ كَفَّارَةٌ طَعَامُ مَسٰكِيْنَ اَوْ عَدْلُ ذٰلِكَ صِيَامًا لِّيَذُوْقَ وَبَالَ اَمْرِهٖ ۗعَفَا اللّٰهُ عَمَّا سَلَفَ ۗوَمَنْ عَادَ فَيَنْتَقِمُ اللّٰهُ مِنْهُ ۗوَاللّٰهُ عَزِيْزٌ ذُو انْتِقَامٍ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu membunuh hewan buruan, ketika kamu sedang ihram (haji atau umrah). Barangsiapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan hewan ternak yang sepadan dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu sebagai hadyu yang dibawa ke Ka‘bah, atau kafarat (membayar tebusan dengan) memberi makan kepada orang-orang miskin, atau berpuasa, seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu, agar dia merasakan akibat buruk dari perbuatannya. Allah telah memaafkan apa yang telah lalu. Dan barangsiapa kembali mengerjakannya, niscaya Allah akan menyiksanya. Dan Allah Mahaperkasa, memiliki (kekuasaan untuk) menyiksa.

(QS. Al-Ma'idah ayat 95)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement