REPUBLIKA.CO.ID, KYIV -- Ribuan warga Ukraina pada Sabtu (12/2) berunjuk rasa di Kyiv untuk menunjukkan persatuan di tengah ketakutan terhadap rencana invasi Rusia. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, mengatakan kepada para peserta aksi protes agar tidak panik.
Ribuan warga Ukraina berbaris melalui pusat kota Kyiv sambil meneriakkan "Kemuliaan bagi Ukraina". Mereka membawa bendera dan spanduk Ukraina dengan tulisan, "Ukraina akan melawan" dan "Penjajah harus mati".
Presiden Zelenskiy menghadiri latihan polisi di wilayah Kherson selatan. Dia mengatakan, serangan Rusia dapat terjadi kapan saja. Menurutnya, semua informasi tentang rencana invasi Rusia hanya memprovokasi kepanikan. Dengan demikian, Zelenskiy mengimbau kepada seluruh warga Ukraina agar tidak panik.
"Saya tidak bisa setuju atau tidak setuju dengan apa yang belum terjadi. Sejauh ini, tidak ada perang skala penuh di Ukraina," kata Zelenskiy.
Amerika Serikat dan sejumlah pemerintah Barat telah mendesak warganya untuk meninggalkan Ukraina. Washington pada Sabtu telah memerintahkan sebagian besar staf kedutaan Kyiv untuk pergi. Zelenskiy menegaskan bahwa, Ukraina telah siap untuk menghadapi berbagai kemungkinan serangan dari Rusia.
"Kami harus siap setiap hari. Itu tidak dimulai kemarin. Ini dimulai pada 2014, jadi, kami siap dan inilah mengapa kami ada di sini," kata Zelenskiy merujuk pada pencaplokan Krimea oleh Rusia dan dukungan untuk anti-pemberontakan separatis Kyiv di wilayah timur.