Senin 14 Feb 2022 06:29 WIB

Bakar Alquran, Pria Pakistan Dihakimi Massa

Pria di Pakistan yang bakar Alquran tewas dihakimi massa.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Muhammad Hafil
Bakar Alquran, Pria Pakistan Dihakimi Massa. Foto:  Penistaan alquran (ilustrasi)
Foto: Republika
Bakar Alquran, Pria Pakistan Dihakimi Massa. Foto: Penistaan alquran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,ISLAMABAD--Massa yang marah melempari seorang pria paruh baya dengan batu hingga tewas karena diduga menistakan Alquran. Peristiwa itu terjadi di sebuah desa terpencil di Pakistan Timur, Ahad (13/2/2022).

Penjaga masjid setempat mengatakan melihat pria itu membakar kitab suci umat Islam di dalam masjid pada Sabtu (12/2/2022) malam, kemudian memberi tahu orang lain sebelum memberi tahu polisi. Juru bicara polisi Chaudhry Imran mengatakan kekerasan terjadi di sebuah desa di distrik Khanewal di Provinsi Punjab.

Baca Juga

Imran mengatakan, polisi bergegas ke tempat kejadian, di mana seorang pria ditemukan dikelilingi kerumunan massa yang marah. Petugas Polisi Mohammad Iqbal dan dua bawahannya mencoba menahan pria itu, tetapi kelompok itu mulai melempari mereka dengan batu, melukai Iqbal dan sedikit melukai dua petugas lainnya.

Munawar Gujjar, Kepala kantor polisi Tulamba mengatakan dia bergegas ke masjid tetapi ia datang setelah massa telah melempari pria itu dengan batu hingga tewas dan menggantung tubuhnya di pohon. Gujjar mengatakan, korban diidentifikasi sebagai Mushtaq Ahmed (41 tahun) dari desa terdekat.

“Pria bernasib buruk itu telah mengalami gangguan mental selama 15 tahun terakhir dan menurut keluarganya sering hilang dari rumah selama berhari-hari, mengemis dan makan apa pun yang dia temukan,” kata Gujjar dilansir dari Al Arabiya, Ahad (13/2/2022).

Sebelumnya, penjaga masjid, Mian Mohammad Ramzan mengatakan, dia melihat asap di dalam masjid yang bersebelahan dengan rumahnya dan bergegas untuk menyelidiki.  Dia menemukan satu Quran dibakar dan melihat seorang pria mencoba untuk membakar yang lain.  Dia mengatakan orang-orang mulai berdatangan untuk sholat magrib saat dia berteriak agar pria itu berhenti.

Saksi mata mengatakan tim polisi yang mencapai desa sebelum pelemparan batu mulai menahan seorang pria, tetapi massa merebutnya dari mereka dan memukuli polisi ketika mereka mencoba menyelamatkannya.

Kemudian, lebih banyak petugas dan polisi mencapai tempat kejadian dan menahan mayat itu. Gujjar, Kepala polisi daerah, mengatakan penyelidik sedang memindai video yang tersedia untuk mencoba mengidentifikasi para penyerang.  Dia mengatakan, polisi sejauh ini telah menahan sekitar 80 pria yang tinggal di sekitar masjid dari sekitar 300 tersangka ikut ambil bagian.

Perdana Menteri Imran Khan mengungkapkan kesedihannya atas insiden tersebut dan mengatakan dia sedang mencari laporan dari kepala menteri Punjab tentang penanganan polisi atas kasus tersebut.  Dia mengatakan mereka "gagal dalam tugas mereka."

"Kami tidak menoleransi siapa pun yang mengambil tindakan hukum dan hukuman mati tanpa pengadilan akan ditangani dengan sayatan penuh hukum," katanya dalam tweet beberapa jam setelah kejadian.

Khan juga meminta kepala polisi Punjab untuk melaporkan tindakan yang diambil terhadap pelaku pembunuhan tanpa pengadilan. Pembunuhan itu terjadi beberapa bulan setelah hukuman mati tanpa pengadilan terhadap seorang manajer Sri Lanka dari sebuah pabrik peralatan olahraga di Sialkot di provinsi Punjab pada 3 Desember yang dituduh oleh para pekerja melakukan penistaan.

Serangan massa terhadap orang-orang yang dituduh melakukan penistaan ​​agama adalah hal biasa di negara Islam konservatif ini.  Kelompok hak asasi internasional dan nasional mengatakan tuduhan penistaan ​​agama sering digunakan untuk mengintimidasi minoritas agama dan menyelesaikan masalah pribadi.  Penistaan agama, seperti melecehkan Alquran hingga Nabi, dapat dihukum mati di Pakistan.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement