REPUBLIKA.CO.ID, BENIN -- Serangan udara Pasukan Perancis pada pekan ini menewaskan puluhan anggota kelompok bersenjata di Burkina Faso. Angkatan Darat Perancis mengatakan serangan itu merupakan respon atas serangan yang turut menewaskan seorang warga Prancis di Benin pada pekan lalu.
Jenderal komando Angkatan Darat mengatakan pasukan Barkhane pimpinan Prancis di wilayah Sahel bertanggung jawab atas serangan itu. Pasukan tersebut "terlibat dalam kapasitas sebagai intelijen udara untuk menemukan pasukan bersenjata" sebelum menggelar serangan yang menewaskan 40 anggota kelompok bersenjata.
Dikutip dari Aljazirah Ahad (13/2/2022) warga Prancis termasuk dari sembilan orang yang tewas dalam dua serangan terpisah di Taman Nasional W. Kawasan lindung di ujung utara Benin yang terletak dekat perbatasan dengan Niger dan Burkina Faso.
Pemerintah Benin mengatakan dua ledakan bom pinggir jalan pada Selasa (8/2/2022) lalu menewaskan lima orang jagawana, satu orang petugas taman, satu tentara dan seorang instruktur asal Prancis. Dua hari kemudian seorang jagawana juga tewas dalam sebuah ledakan.
Pada Kamis (10/2/2022) Prancis mengatakan telah membuka penyelidikan atas kematian warga negaranya yang tewas dalam "serangan teroris" di taman nasional. Organisasi konservasi alam African Parks mengatakan warga Prancis berusia 50-an tahun itu merupakan "kepala instruktur penegakan hukum" di sana.
Benin salah satu negara yang paling stabil di Afrika Barat, kawasan yang banyak diteror kelompok yang berafiliasi dengan al-Qaeda dan ISIS. Namun saat ini negara itu mulai mengalami berbagai serangan.
Kelompok-kelompok penjahat yang melakukan penyelundupan juga beroperasi di perbatasannya. Pada dua Januari lalu dua orang pasukan Benin tewas ketika kendaraan mereka meledak karena bom rakit di utara wilayah Atakora.