Senin 14 Feb 2022 09:58 WIB

Gudang Benih Arktik Kembali Buka untuk Terima Simpanan Baru

Gudang benih di lereng gunung Arktik hanya dibuka beberapa kali dalam setahun

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Svalbard Global Seed Vault di pulau Spitsbergen di tengah antara daratan Norwegia dan Kutub Utara akan menerima benih baru untuk diawatkan
Svalbard Global Seed Vault di pulau Spitsbergen di tengah antara daratan Norwegia dan Kutub Utara akan menerima benih baru untuk diawatkan

REPUBLIKA.CO.ID, OSLO -- Sebuah lemari besi yang dibangun di lereng gunung Arktik untuk mengawetkan benih tanaman dunia dari perang, penyakit, dan malapetaka lainnya akan menerima simpanan baru pada Senin (1/2/2022). Svalbard Global Seed Vault di pulau Spitsbergen di tengah antara daratan Norwegia dan Kutub Utara ini hanya dibuka beberapa kali dalam setahun untuk membatasi eksposur bank benihnya ke dunia luar.

Bank gen dari Sudan, Uganda, Selandia Baru, Jerman dan Lebanon akan menyimpan benih, termasuk millet, sorgum, dan gandum, pada Senin. Penyimpanan ini sebagai cadangan untuk koleksi mereka sendiri.

Pusat Internasional untuk Penelitian Pertanian di Daerah Kering (ICARDA) akan menyimpan sekitar 8.000 sampel. ICARDA melakukan penarikan benih pertama dari lemari besi pada 2015 untuk menggantikan koleksi yang rusak akibat perang. Sebanyak dua penarikan lebih lanjut pada 2017 dan 2019 dilakukan untuk membangun kembali koleksinya sendiri, yang sekarang diadakan di Lebanon dan Maroko.

"Fakta bahwa pengumpulan benih yang dihancurkan di Suriah selama perang saudara telah dibangun kembali secara sistematis menunjukkan bahwa kubah berfungsi sebagai jaminan untuk pasokan pangan saat ini dan masa depan dan untuk ketahanan pangan lokal," kata Menteri Pembangunan Internasional Norwegia Anne Beathe Tvinnereim.

Gudang ini menampung lebih dari 1,1 juta sampel benih dari hampir 6.000 spesies tanaman dari 89 bank benih di seluruh dunia. Tempat tersebut juga berfungsi sebagai cadangan bagi pembibit tanaman untuk mengembangkan varietas tanaman baru.

Dunia dulu membudidayakan lebih dari 6.000 tanaman yang berbeda. Namun, para ahli PBB mengatakan sekarang mendapatkan sekitar 40 persen kalori dari tiga tanaman utama, jagung, gandum dan beras, sehingga  membuat persediaan makanan rentan jika perubahan iklim menyebabkan gagal panen.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement