REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendorong lembaga pembiayaan dan industri keuangan agar lebih pro aktif jemput bola melayani usaha ultra mikro, mikro, dan kecil (UMK) dengan berbagai skema kredit, khususnya Kredit Usaha Rakyat (KUR). Tujuannya agar pelaku usaha, khususnya ultra mikro, mikro, dan kecil tidak mengakses pinjaman uang kepada rentenir.
Khofifah mengatakan, meminjam uang pada rentenir memiliki risiko tinggi, mengingat bunga pinjamannya yang sangat besar. Upaya yang dilakukan juga dimaksudkan agar pelaku usaha ultra mikro, mikro, dan kecil jangan sampai terjebak pada pinjaman online ilegal.
"Hindari rentenir atau bank titil, hindari pinjol ilegal. Bukannya bikin usaha semakin berkembang, malah bisa bikin miskin karena bisa terjerat hutang, bunga berbunga," kata Khofifah, Senin (14/2).
Sebagai gantinya, Khofifah mengajak para pelaku usaha mengajukan pinjaman ke perbankan atau lembaga resmi yang langsung berhubungan dengan pemerintah. Agar tercapai, akses perluasan layanan perbankan harus makin mendekatkan diri kepada pelaku usaha yang potensial terjerat rentenir, yaitu ultra mikro dan mikro.
Khofifah mengakui, memutus mata rantai rentenir bukan perkara mudah. Mengingat rentenir memberikan kemudahan akses peminjaman namun dengan bunga yang tinggi. Dari itu, pihaknya menggelontorkan zakat produktif sebagai bantalan ekonomi bagi para pelaku usaha ultra mikro.
"Jadi inisiasi zakat produktif Baznas ini menjadi bagian upaya memutus mata rantai ketergantungan pelaku usaha ultra mikro dari jerat rentenir," ujar Khofifah.
Khofifah menegaskan, Pemprov Jatim juga terus berkomitmen memperkuat peran perempuan di sektor ekonomi. Salah satunya dengan memberikan zakat produktif bagi perempuan pelaku usaha mikro atau ultra mikro di Jatim.
Khofifah berpesan agar masyarakat utamanya yang bergerak di pelaku usaha ultra mikro tidak lagi pinjam ke rentenir. Saat ini, banyak pihak yang memiliki program mencegah pelaku usaha kecil meminjam modal dari rentenir. Seperti Baznas yang memiliki banyak program di antaranya Satu Keluarga Satu Sarjana.