Mobil Listrik Buatan Mahasiswa UAD Sudah 90 Persen
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Kampus Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. | Foto: Yusuf Assidiq
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Mahasiswa Program Studi Pendidikan Vokasional Teknologi Otomotif (Prodi PVTO) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta yang tergabung dalam Al Qorni membuat mobil listrik. Mobil tersebut saat ini sudah memasuki tahap 90 persen penyempurnaan.
Ilham Eko Prakoso dan Aji Apri Setiawan merupakan mahasiswa yang ikut mengembangkan mobil listrik itu. Dua mahasiswa Prodi PVTO UAD ini menceritakan perjalanannya bersama mahasiswa lainnya di organisasi kemahasiswaan Al Qorni dalam membuat mobil listrik.
Aji mengatakan, mobil listrik UAD dibuat sebagai jawaban atas pandangan mahasiswa menyaksikan perkembangan teknologi saat ini. Mobil listrik ini, katanya, juga diciptakan sebagai wujud antisipasi terhadap kekhawatiran pada persediaan bahan bakar minyak yang semakin berkurang.
"Kami berpikir bahwa bahan bakar minyak lambat laun akan habis, lalu banyak universitas di Indonesia telah melakukan pengembangan dan menciptakan mobil listrik. Berdasarkan hal tersebut, kami kemudian berinisiatif untuk turut melakukannya dengan usaha agar inovasi yang kami ciptakan bisa lebih baik," kata Aji, Senin (14/2/2022).
Ide untuk membuat mobil listrik ini sudah ada sejak 2019 lalu. Ilham menjelaskan, awalnya anggota Al Qorni meminta perizinan pengajuan dana ke pihak kampus untuk membuat mobil listrik.
Setelah mendapatkan persetujuan dan pendanaan, pihaknya mulai merancang desain mobil, termasuk membuat prototipe dari kayu dan paralon, membuat kerangka, perakitan, hingga sampai pada tahap akhir pengerjaan.
Ia pun menceritakan kesulitan yang dihadapi dalam mewujudkan mobil listrik tersebut. Ilham menyebut, kesulitan yang ditemukan terjadi saat proses pembuatan kerangka mobil sungguhan.
"Seperti pada detail pengelasan di bagian roll bar karena harus benar-benar presisi, sebab itu adalah bagian penyambung ke kerangka mobil di bagian lain," kata Ilham.
Selain itu, pihaknya juga menemukan kesulitan saat harus memperhatikan mesin listrik dengan baik agar tidak menjadi panas saat mobil dijalankan. Pasalnya, mesin mobil listrik mudah panas dikarenakan sifatnya yang dipenuhi oleh energi besar.
"Mesin untuk mobil listrik sangat rumit, jadi kami melakukan impor mesin dari Amerika yaitu Kelly Motor. Sedangkan untuk beberapa komponen lain di mobil listrik ini kami buat sendiri dan melibatkan bantuan dari pihak ketiga," ujarnya.
Meskipun menemui banyak kesulitan, namun hal tersebut dijadikan sebagai tantangan. Ia berharap agar mahasiswa UAD lainnya juga dapat menciptakan berbagai inovasi kreatif lainnya, khususnya di bidang teknologi transportasi.
"Untuk para mahasiswa UAD dari prodi selain PVTO yang memiliki minat terhadap dunia teknologi dan mesin, sangat dipersilakan untuk bergabung bersama kami di Al Qorni," jelas Ilham.
Dengan tahap penyempurnaan yang sudah mencapai 90 persen, mobil listrik ini akan difokuskan untuk keperluan kompetisi dan komersial. Saat ini, pihaknya tengah melakukan persiapan untuk mengikuti kompetisi Formula Student Electric Competition (FSEC).
Kompetisi tersebut digelar oleh Indonesia International Motor Show (IIMS) di Jakarta yang rencananya digelar pada 31 Maret 2022. Ia bersama timnya juga berencana akan berangkat untuk mengikuti kompetisi itu pada 27 Februari.
Namun, dikarenakan adanya pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), maka keberangkatan pun ditunda. "Hal baiknya setelah keberangkatan ditunda, kami memanfaatkan waktu yang ada untuk riset lebih mendalam, serta melakukan pengembangan pada mobil listrik yang kami ciptakan," tambahnya.