Senin 14 Feb 2022 18:27 WIB

BOR Tinggi, Pemkab Garut Tambah Tempat Tidur

Tingginya angka BOR disebabkan oleh minimnya tempat tidur yang disiapkan Pemkab Garut

Rep: Bayu Adji P/ Red: Friska Yolandha
Kondisi tempat isolasi terpusat untuk pasien Covid-19 di Desa Jayaraga, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jumat (25/6). Tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit di Kabupaten Garut pada akhir pekan kemarin sempat berada di angka 57,14 persen.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Kondisi tempat isolasi terpusat untuk pasien Covid-19 di Desa Jayaraga, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jumat (25/6). Tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit di Kabupaten Garut pada akhir pekan kemarin sempat berada di angka 57,14 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit di Kabupaten Garut pada akhir pekan kemarin sempat berada di angka 57,14 persen. Data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut per 12 Februari 2022, dari 203 tempat tidur yang tersedia, sebanyak 116 unit terisi pasien Covid-19.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Asep Surachman, mengatakan, angka BOR yang tinggi itu disebabkan lantaran sejauh ini tempat tidur yang disiapkan untuk penanganan Covid-19 masih rendah. Karenanya, pihaknya akan menambah jumlah tempat tidur untuk penanganan pasien Covid-19.

Baca Juga

"Kemarin kan baru sekitar 203 yang tersedia, 57 persennya terisi. Kami akan menambah bed menjadi 350 unit. Kalau masih kurang, ditambah lagi jadi 500 unit," kata dia, Senin (14/2/2022).

Selain menambah unit tempat tidur, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut akan lebih selektif dalam memilah pasien untuk masuk tempat isolasi di rumah sakit. Pasien tanpa gejala dan bergejala ringan tidak akan diperkenankan menjalani isolasi di rumah sakit. 

Asep mengatakan, pasien Covid-19 tanpa gejala atau bergejala ringan akan ditempatkan di tempat isolasi terpusat, apabila rumahnya tak memadai untuk dijadikan tempat isolasi mandiri. Ia menambahkan, saat ini sudah disediakan tiga tempat isolasi terpusat, yaitu Rusunawa, Islamic Center, dan satu hotel di selatan. 

"Hotel di selatan itu sudah dipersilakan untuk dibuka. Kami sudah siapkan nakes yang berjaga," kata dia.

Tempat isolasi terpusat di selatan itu dinilai penting, lantaran pasien yang ada di wilayah itu terlalu jauh apabila harus dibawa ke tempat isolasi terpusat di Rusunawa atau Islamic Center. Sebab, tempat isolasi terpusat Rusunawa dan Islamic Center berada di wilayah pusat Kabupaten Garut.

Sebelumnya, Bupati Garut, Rudy Gunawan telah meminta Dinas Kesehatan, rumah sakit swasta, RSUD dr Slamet, dan RSUD Pameungpeuk, untuk menambah ketersediaan tempat tidur dalam menghadapi lonjakan kasus Covid-19. Ia juga menginstruksikan kepada rumah sakit swasta di Kabupaten Garut untuk melaporkan terkait penambahan tempat tidur. 

"Kami minta supaya besok melaporkan penambahannya berapa," kata dia, Ahad (13/2/2022). 

Sementara itu, untuk pasien Covid-19 yang tidak bergejala, Rudy meminta puskesmas untuk tetap memberikan obat-obatan. Pasien tanpa gejala bisa melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah. 

Ihwal masyarakat yang rumahnya tidak layak digunakan untuk isoman, Rudy memaparkan pihaknya sudah menyiapkan beberapa isolasi terpusat yang bisa digunakan oleh masyarakat. Menurutnya, pihaknya akan melakukan penjemputan bagi pasien terkonfirmasi positif Covid-19, dengan melibatkan aparat lainnya.

"Di selatan kami sudah siapkan hotel, yang kemarin sudah dilakukan (pengecekan) oleh Pak Sekda dan Kadinkes, di utara atau di kota kami punya Rusun, dan kita punya Islamic Center," kata dia. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement