REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Wakil Menteri Pertahanan Inggris James Heappey mengatakan, Eropa belum pernah dekat dengan peperangan seperti saat ini dalam 70 tahun terakhir. Hal itu disampaikan saat ketegangan di perbatasan Rusia-Ukraina kian meningkat.
“Kita lebih dekat (ke peperangan) daripada yang pernah kita alami di benua ini selama 70 tahun,” kata Heappey saat menghadiri program BBC Radio 4, dikutip laman the Guardian, Senin (14/2/2022).
Dia mengungkapkan, saat ini terdapat 130 ribu tentara Rusia di sekitar perbatasan Ukraina. Ribuan tentara Rusia lainnya berada di kapal amfibi yang bersiaga di Laut Hitam dan Laut Azov.
“Semua faktor pendukung pertempuran sudah ada dan ketakutan saya adalah jika semua ini hanya tentang pertunjukan untuk memenangkan pengaruh dalam diplomasi yang tidak memerlukan logistik, bahan bakar, pasokan medis, aset penghubung, hal-hal yang tidak mencolok benar-benar membuat kekuatan invasi kredibel, tetapi tidak menarik berita utama. Namun semua itu sekarang sudah ada juga,” kata Heappey.
Oleh sebab itu, dia menilai ada urgensi nyata untuk negosiasi yang sedang berlangsung. “Itulah mengapa ini adalah waktu yang sangat serius bagi seluruh dunia, sungguh, untuk berkumpul serta mengirim pesan ke Rusia bahwa ini adalah perilaku yang tidak akan diterima dan bahwa kami berdiri di belakang Ukraina, dan bahwa keuangan sanksi jika dia melintasi perbatasan akan sangat berat,” ujarnya.
Kementerian Luar Negeri Inggris sudah meminta warganya yang berada di Ukraina untuk meninggalkan negara tersebut. Hal itu selagi akses masih terbuka dan maskapai komersial masih diizinkan beroperasi. Selain Inggris, negara-negara seperti Amerika Serikat, Kanada, termasuk negara Teluk, juga telah memerintahkan warganya meninggalkan Ukraina.
AS sudah menyatakan, Rusia dapat melancarkan serangan ke Ukraina kapan saja. Namun sejauh ini, Moskow konsisten membantah memilik intensi seperti itu.