REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Pemerintah Kota Madiun, Jawa Timur, mendorong petani setempat untuk berinovasi menanam komoditas hortikultura yang dinilai lebih menguntungkan daripada tanaman padi.
"Kebutuhan masyarakat itu kan tidak hanya beras. Ya, butuh cabai, buah, bunga, dan lainnya. Sementara, saat ini semua kebutuhan itu di Kota Madiun dipenuhi dari daerah lain," ujar Wali Kota Maidi dalam kegiatan panen musim pertama 2022 bersama Kelompok Tani (Poktan) Karya Mulya di Kelurahan Klegen, Kota Madiun, Senin (14/2/2022).
Ia mengatakan, dorongan untuk membudidayakan tanaman hortikultura tersebut melihat dari tingginya biaya produksi tanaman padi yang ditanggung petani. Namun, hal itu tidak diimbangi dengan keuntungan yang diperoleh.
Pemkot Madiun mencoba menghitung secara kasar modal petani yang dikeluarkan untuk menanam padi. Mulai dari pupuk, bibit, sampai tenaga. Hal itu untuk melihat hasil bersih yang diterima petani.
Diperkirakan, dalam 1 hektare lahan padi, petani hanya menghasilkan keuntungan bersih sekitar Rp 1,5 juta. Itu pun butuh waktu tiga bulan untuk panen.
Padahal, kebutuhan produk pertanian tidak hanya padi. Wali Kota mengaku sedang melakukan kajian kebutuhan produk pertanian lain yang lebih menjanjikan untuk dikembangkan oleh petani di Kota Madiun.
Pihaknya menambahkan telah melirik komoditas buah-buahan seperti buah naga, pisang, pepaya, dan lainnya yang jika dibudidayakan dapat lebih menguntungkan. Selain itu, pengembangan tanaman tersebut cocok dengan kondisi iklim di Kota Madiun.
"Kita tidak bisa hanya bergantung pada padi. Pertanian kita harus pertanian modern. Ini yang mulai kita pikirkan, yakni melakukan kajian-kajian dengan petani dan pihak berkompeten lainnya," kata dia.
Pemkot Madiun juga meminta generasi muda Kota Madiun untuk tertarik di bidang pertanian dengan mengusung konsep petani milenial. Ia ingin ada kajian produk pertanian lain yang lebih menguntungkan untuk menarik minat petani muda.
"Kalau yang tua pensiun, sedang yang muda tidak mau bertani, habis sudah. Produk dan hasil pertanian harus menarik agar mereka yang muda mau terjun. Ini yang sudah kita pikirkan," kata Maidi.
Data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Madiun mencatat per tahun 2020 luas lahan hijau produktif di Kota Madiun mencapai 901 hektare. Dari luas tersebut, sebagian besar ditanami padi.