REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG - Universitas Lampung (Unila) mendapat pinjaman dari Bank Pembangunan Asia (ADB) senilai Rp 600 miliar untuk pembangunan Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (RSPTN) dan Gedung Pusat Riset Terpadu (IRC).
"RSPTN Unila direncanakan bertipe C dengan kapasitas 100 tempat tidur dengan pusat layanan unggulan terdiri dari tropical infectious, endocrine and metabolic, geriatrics, dan medical rehabilitation," kata Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja sama dan TIK Unila Prof. Ir. Suharso, S.Si., Ph.D. di Bandarlampung, Senin (14/2/2022).
Ia mengatakan bahwa Unila sangat peduli untuk melakukan peningkatan besar-besaran guna mendukung visi 2025 yang salah satunya melalui peningkatan kualitas pendidikan kedokteran melalui pengembangan RSPTN dan pusat penelitian pada proyek-proyek Universitas Lampung.
"Proyek ini diharapkan memberikan hasil yang berguna melalui rencana strategis yang dikembangkan dengan baik untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas," kata dia.
Menurutnya, keberhasilan pengembangan sumber daya manusia tidak dapat dipisahkan dari kualitas sistem pelayanan publik, terutama sektor kesehatan, oleh sebab itu dengan semangat kemandirian guna mencapai kesejahteraan sambil berjuang meraih visi dan menjalankan misinya.
Unila secara aktif berpartisipasi dalam perencanaan layanan kesehatan masyarakat. Terlebih, universitas negeri pertama dan terbesar di Lampung ini memainkan peran penting untuk mengembangkan sumber daya manusia dan layanan kesehatan di Kota Bandarlampung dan Provinsi Lampung.
"RSPTN Unila dalam proyek ini merupakan Rumah Sakit Model di Sumatera dengan slogan Rumah Sehat dengan konsep ramah lingkungan, berbasis IT, efisiensi energi, tahan gempa dan responsif terhadap gender," ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa keberadaan RSPTN yang terintegrasi dengan IRC Unila dirancang untuk mendukung dosen dalam melakukan penelitian, serta bekerja sama dengan dosen dari disiplin ilmu lain dari dalam dan maupun luar Unila, bahkan di dalam dan luar negeri.
"Kami harapkan Rumah Sakit dan IRC dapat meningkatkan kapasitas penelitian, serta menyediakan data dan kasus untuk penelitian yang akan memperkuat kuantitas dan kualitas penelitian di Fakultas Kedokteran Unila.
Kemudian, lanjut dia, sebagai hasil dari penelitian tersebut akan mendukung meningkatkan layanan rumah sakit untuk membangun jalur klinis."Oleh sebab itu, IRC harus memiliki fasilitas penelitian terbaru dan andal. Dengan adanya IRC, diharapkan dokter spesialis dapat melakukan penelitian sesuai bidang spesialisasi mereka dan berkolaborasi dengan dokter atau peneliti dari bidang ilmu dasar sehingga mereka dapat mendukung tema penelitian yang merupakan tujuan utamanya," kata dia.