Selasa 15 Feb 2022 09:17 WIB

Taliban Klaim Penuhi Kesepakatan Pembagian Air dengan Iran

Iran harus menerima 820 juta meter kubik air dari Sungai Helmand.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Taliban Klaim kuasai lembah Pansjhir. (ilustrasi)
Foto: france.c24
Taliban Klaim kuasai lembah Pansjhir. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Kepemimpinan Taliban yang berkuasa di Afghanistan berkomitmen dengan perjanjian pembagian air dengan Iran. Kementerian Air dan Energi Islamic Emirate of Afghanistan akan mematuhi perjanjian 1973 atas hak air Sungai Helmand.

Iran harus menerima 820 juta meter kubik air dari Sungai Helmand. Tapi akhir bulan lalu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh menyatakan keprihatinan Teheran atas implementasi perjanjian tersebut.

"Sayangnya, terlepas dari fakta badan pemerintahan Afghanistan mengumumkan mereka telah membuka bendungan, namun air tak kunjung tiba. Penting bagi kami mengetahui seberapa besar komitmen mereka terhadap hukum internasional dan bilateral," ujar Khatibzadeh, dilansir Middle East Monitor, Selasa (15/2/2022).

 

Sebelumnya seorang pejabat Kementerian Energi Iran menuduh Taliban tidak mengalirkan air dari Bendungan Kamal Khan di Sungai Helmand. Karena sebagian besar air mengalir ke cekungan pedalaman dekat perbatasan, bukan Danau Hamun Iran.  

Namun, Press TV melaporkan, pihak berwenang Afghanistan telah mengatakan kepada Menteri Energi Iran Ali Akbar Mehrabian melalui panggilan telepon bahwa, mereka akan segera memperbaiki masalah tersebut.

Iran memiliki hubungan yang cukup baik dengan Taliban. Tapi, kelangkaan air di tengah kekeringan dan pengelolaan air pertanian yang buruk dapat memengaruhi hubungan Iran dan Taliban.

Kekeringan juga telah menyebabkan antara 25 hingga 30 persen populasi meninggalkan wilayah perbatasan selama dua dekade terakhir.  Akhir bulan lalu, para petani Iran memprotes dan memblokir truk-truk Afghanistan memasuki Iran di perbatasan Milak di provinsi tenggara Sistan-Baluchestan karena masalah air yang memburuk.

Tahun lalu, Iran dan Afghanistan menandatangani perjanjian tentang hak atas air, yang mengakhiri perselisihan selama hampir 50 tahun.  Sementara Irak menuduh Iran mengurangi aliran air ke sungai Tigris dan Efrat, yang menyebabkan krisis kekurangan air.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement