REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menambah tempat tidur isolasi Covid-19 dari 705 tempat tidur menjadi 854 tempat tidur. Selain itu, jumlah tempat tidur ICU juga ditingkatkan dari 62 menjadi 51 tempat tidur.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno, memaparkan keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) hingga akhir pekan ini mencapai 43,0 persen. Sebanyak 367 dari 854 tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 sudah terisi.
“BOR ICU naik dari 31,4 persen menjadi 41,9 persen. BOR Pusat Isolasi di BPKP Ciawi naik dari minggu lalu dari 45 persen menjadi 57 persen,” kata Retno, Selasa (15/2/2022).
Lebih lanjut, ia menyebutkan, pasien yang dirawat di rumah sakit rujukan Covid-19 Kota Bogor tidak seluruhnya merupakan warga Kota Bogor. Dari Kota Bogor pasien yang dirawat Sebanyak 50,4 persen, dari Kabupaten Bogor 34,3 persen, dan dari kota lain 15,3 persen.
Retno mengatakan, upaya pengendalian BOR rumah sakit terus dilakukan dengan mengkonversi ruang perawatan biasa menjadi ruang isolasi. Sehingga pasien yang dirawat di rumah sakit hanya yang bergejala sedang dan berat.
Sedangkan, lanjutnya, pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala dapat melakukan isolasi mandiri di rumah. “Jika rumahnya tidak memungkinkan untuk isoman, dapat dirawat di pusat isolasi BPKP Ciawi,” tutur Retno.
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, sempat memeriksa kondisi keterisian tempat tidur di sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19. Rumah sakit yang diperiksa Bima Arya ialah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor, RS Hermina, dan Bogor Senior Hospital.
Di samping itu, ia juga memastikan pasien yang dirawat di rumah sakit hanya yang bergejala sedang dan berat. Sedangkan pasien bergejala ringan disarankan melakukan isolasi mandiri (isoman).
“Dan kami lihat di ICU hanya yang berat saja, sebagian yang (memiliki) komorbid dan lansia. Ada angka-angka yang saya kira penting, sebagian yang dirawat adalah yang belum divaksin, ya ini kami akan kami koordinasikan yang belum divaksin,” tegasnya.