REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan Washington menawarkan pinjaman jaminan kedaulatan pada Ukraina. Pinjaman senilai 1 miliar dolar AS itu untuk membantu perekonomian Ukraina di tengah tekanan dari militer Rusia.
"Tawaran ini, akan mendorong kemampuan Ukraina untuk memastikan stabilitas, pertumbuhan dan kemakmuran ekonomi bagi rakyatnya dalam menghadapi perilaku merusak stabilitas Rusia," kata Blinken dalam pernyataannya, Selasa (15/2/2022).
Ia menambahkan tawaran ini merupakan kerja sama kuat antara Ukraina, Dana Moneter Interasional (IMF) dan lembaga keuangan internasional lainnya. Kelompok negara kaya yang tergabung dalam G7 dan pendonor bilateral juga membantu dalam upaya ini.
"Amerika Serikat menegaskan kembali komitmen kuat kami pada rakyat Ukraina dengan bergabung dengan sekutu dan mitra untuk memobilisasi dukungan internasional yang kuat untuk Ukraina," kata Blinken.
Baca juga : Rusia Siap Lanjutkan Diplomasi Terkait Krisis Ukraina
"Pemerintah AS menawarkan pinjaman jaminan kedaulatan ke Ukraina hingga 1 miliar dolar AS untuk membantu agenda reformasi ekonomi dan melanjutkan keterlibatan dengan IMF," tambahnya.
Ia mencatat antara 2014 dan 2016, AS sudah memberikan tiga pinjaman terpisah sebesar 1 miliar dolar AS pada Ukraina. Pinjaman ini, kata Blinken, memainkan peran penting dalam membantu Ukraina menstabilkan ekonomi di tengah agresi Rusia sebelumnya.
Blinken menambahkan sejak 2014 lalu AS sudah memberikan bantuan pembangunan senilai 2 miliar dolar AS ke Ukraina. Pemerintah AS, lanjut Blinken, juga berusaha mempromosikan partisipasi komersial perusahaan-perusahaan AS di seluruh perekonomian Ukraina.
Blinken mengatakan lembaga perantara investasi antara pemerintah AS, Export–Import Bank of the United States menyediakan dana hingga 3 miliar dolar untuk memfasilitasi pengadaan barang dan jasa AS dalam proyek-proyek di Ukraina.
"Sementara portofolio investasi US International Development Finance Corporation saat ini di Ukraina sekitar 800 juta dolar AS di lebih dari selusin proyek," tambahnya.
Baca juga : Ukraina Tolak Intervensi dalam Potensi Keanggotaannya di NATO