Selasa 15 Feb 2022 14:48 WIB

MUI Jember Angkat Bicara Terkait Ritual di Pantai Payangan

MUI Jember menyebut ada keanehan yang dilakukan dalam ritual maut di Pantai Payangan

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Basarnas Surabaya melakukan evakuasi korban di Pantai Payangan, Kabupaten Jember, Ahad (13/2/2022). MUI Jember menyebut ada keanehan yang dilakukan dalam ritual maut di Pantai Payangan.
Foto: Basarnas Surabaya
Basarnas Surabaya melakukan evakuasi korban di Pantai Payangan, Kabupaten Jember, Ahad (13/2/2022). MUI Jember menyebut ada keanehan yang dilakukan dalam ritual maut di Pantai Payangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jember KH Abdul Haris angkat bicara terkait ritual yang dilakukan Kelompok Tunggal Jati Nusantara di Pantai Payangan. Ritual itu telah mengakibatkan 11 orang pengikutnya tewas dihantam ombak tinggi.

"Kalau dari sisi bacaan sholawat tidak ada yang aneh. Menjadi aneh ketika ritual dilaksanakan di pantai, apalagi ketika ombak besar, dan konon katanya sudah dilarang. Itu yang jadi masalah," katanya di Jember, Selasa (15/2/2022).

Baca Juga

Abdul mengaku pihaknya baru mengetahui kelompok tersebut setelah tragedi maut yang terjadi di Pantai Payangan Jember pada Ahad (13/2/2022), sehingga MUI Jember tidak punya banyak data terkait dengan ritual yang dilakukan Padepokan Tunggal Jati Nusantara. "Kami coba menelusuri dari video yang sudah viral dan teman-teman di Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi. Dari tayangan video itu, kami menegaskan dari sisi bacaan tidak ada yang aneh," tuturnya.

Menurutnya, Pantai Payangan sebagai lokasi ritual yang menjadi masalah karena seakan-akan kelompok tersebut memiliki keyakinan bahwa ritual yang dilakukan di pantai lebih bagus dibandingkan tempat yang lain. "Padahal, sesuai ajaran agama Islam sudah jelas bahwa tempat istimewa untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT agar diberikan kemudahan dalam segala hal adalah masjid dan tempat ibadah," katanya.

Abdul menjelaskan pihaknya akan berkoordinasi dengan Komisi Fatwa untuk melakukan wawancara dan mencari data terkait Kelompok Padepokan Tunggal Jati Nusantara di Dukuhmencek. "Bisa jadi orang-orang di kelompok itu serius punya sesuatu yang diajarkan kepada orang lain. Namun kami belum bisa menjawab hal itu karena kami masih kumpulkan data dan informasi," ujarnya.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan insiden ritual di Pantai Payangan mengingatkan kembali adanya fenomena patologi sosial yang banyak terjadi di masyarakat. Patologi sosial yakni penyakit sosial atau gejala sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat baik yang ingin cepat kaya, ingin digdaya, dan lain- lain yang ingin cepat tercapai tujuannya.

Patologi sosial yang terjadi di masyarakat salah satunya keinginan cepat kaya secara instan, ingin tercapai segala cita-citanya melalui langkah pendek, sehingga pihaknya ingin mengajak perguruan tinggi untuk hadir menjadi bagian dalam mencari solusi dari fenomena tersebut. "Saya menyarankan, jika punya masalah dan ingin mendekat kepada Allah SWT, sebaiknya berzikir dan mencari tempat yang tenang, bukan tempat yang berbahaya," tutur Khofifah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement