REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Neraca perdagangan barang Indonesia sepanjang Januari 2022 kembali mencatatkan surplus dengan nilai mencapai 930 juta dolar AS. Adapun mitra dagang terbesar Indonesia dari sisi impor maupun ekspor masih dipegang oleh Amerika Serikat (AS) dan China.
Neraca perdagangan dengan AS, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, total nilai ekspor Indonesia ke AS pada bulan lalu mencapai 2,56 miliar dolar AS. Nilai ekspor itu jauh lebih tinggi daripada impor Indonesia dari AS yang hanya 603,6 juta dolar AS.
"Kita mencatatkan surplus (terbesar) perdagangan dengan AS sebesar 1,96 miliar dolar AS. Kemudian disusul surplus (terbesar kedua) dengan Filipina 537 dolar AS dan surplus terbesar ketiga 428 miliar dolar AS," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto, dalam konferensi pers, Selasa (15/2/2022).
Setianto menuturkan, komoditas utama yang membawa Indonesia mencatatkan surplus dagang dengan AS yakni pakaian rajutan HS 61 dan pakaian bukan rajutan HS 62.
Sementara itu, untuk neraca dagang dengan China Indonesia masih mencatatkan defisit. Defisit dagang dengan China sekaligus menjadi yang terbesar.
Defisit ini tercermin dari nilai impor asal China yang memegang pangsa pasar terbesar mencapai 36,55 persen dari total nilai impor Januari 2022 sebesar 18,23 miliar dolar AS.
Setianto menjelaskan, defisit perdagangan dengan China tembus 2,23 miliar dolar AS. Defisit terjadi lantaran ekspor masih jauh lebih kecil dari impor. Tercatat ekspor Indonesia ke China hanya 3,5 miliar dolar AS sedangkan impor dari China tembus 5,8 miliar dolar AS.