Selasa 15 Feb 2022 16:33 WIB

Dubes RI di Kiev: Situasi di Ukraina Normal, tak Ada Penjagaan

KBRI memiliki rencana kontingensi jika keadaan di Kiev mengancam keselamatan WNI.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
 Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara selama konferensi pers bersama dengan Kanselir Jerman Scholz setelah pertemuan mereka di Kiev, Ukraina, 14 Februari 2022. Kanselir Jerman Scholz melakukan kunjungan resmi ke Kiev untuk menunjukkan solidaritas dan dukungan kepada Ukraina di tengah kekhawatiran invasi Rusia.
Foto: EPA-EFE/SERGEY DOLZHENKO
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara selama konferensi pers bersama dengan Kanselir Jerman Scholz setelah pertemuan mereka di Kiev, Ukraina, 14 Februari 2022. Kanselir Jerman Scholz melakukan kunjungan resmi ke Kiev untuk menunjukkan solidaritas dan dukungan kepada Ukraina di tengah kekhawatiran invasi Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketegangan di Ukraina masih bergulir hingga kini. Perundingan antara Rusia, Barat, dan Ukraina belum menemukan titik terang yang jelas hingga adanya penambahan personel pasukan militer di berbagai wilayah di Eropa.

Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Ukraina Ghafur Akbar Dharmaputra mengatakan, situasi di Ukraina masih dalam kondisi normal. Belum ada penjagaan ketat di ibu kota dan sekitarnya.

Baca Juga

"Sampai dengan semalam saya masih menyaksikan kehidupan penduduk Kiev berjalan normal. Tidak ada penjagaan," ujar Ghafur kepada Republika.co.id, Selasa (15/2/2022). 

"Toko, mal, restoran masih buka dan ramai, dan jalan masih macet," ujarnya menambahkan.

Kendati demikian pihak Kedutaan Besar (KBRI) di Kiev memiliki rencana kontingensi bilamana terjadi hal yang tidak diinginkan seperti invasi Rusia ke Ukraina. Sebagaimana Peraturan Menlu nomor 5 tahun 2018 tentang perlindungan WNI, seluruh pihak KBRI di seluruh dunia memiliki rencana kontingensi.

"Rencana kontingensi sudah ada termasuk evakuasi, dan pelaksanaannya akan berkoordinasi dengan pusat antara lain Kemenlu dan instansi terkait," kata Ghafur.

Rencana kontingensi tersebut, kata dia, dilakukan jika situasi dan kondisi di Ukraina telah mengancam keselamatan WNI di Ukraina. Oleh sebab itu, ia, pihak KBRI, dan Kemenlu RI terus memperhatikan dengan seksama perkembangan dan kondisi di lapangan.

Pihaknya pun selalu menjalin komunikasi dengan para WNI yang berada di Ukraina. "Kami terus menjalin komunikasi dengan WNI  melalui WhatsApp group, mereka sehat, aman dan tenang, alhamdulilah," katanya.

Ghafur mencatat jumlah WNI yang menetap di Ukraina sejumlah 138 WNI. Sedangkan tujuh WNI lainnya berstatus turis maupun pengusaha yang memiliki jadwal untuk kembali ke Tanah Air.

Pihak KBRI Kiev juga mengimbau agar WNI di Ukraina tidak panik oleh karena adanya ketegangan RUsia-Ukraina ini. Di sisi lain seperti diketahui, pemerintah setempat tengah berupaya melakukan diplomasi dengan pihak-pihak bertikai.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ ࣖ
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.”

(QS. Al-Baqarah ayat 286)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement