REPUBLIKA.CO.ID, MANAMA -- Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif bin Rashid Alzayani menyanjung kunjungan resmi pertama Perdana Menteri Naftali Bennett ke negaranya. Bahrain dan Israel diketahui telah melakukan normalisasi diplomatik pada September 2020.
Alzayani mengungkapkan, Bahrain selalu menantikan pertemuan dengan teman dan para mitranya untuk membahas berbagai masalah. “Kami sangat senang melihat kunjungan (Naftali Bennett) ini terjadi. Kami menantikan diskusi yang bermanfaat dan hasil yang baik,” ucapnya, Selasa (15/2), dikutip laman Jerusalem Post.
Dalam kunjungannya ke Manama, Bennett memuji kepemimpinan dan keberanian Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa karena memutuskan melakukan normalisasi diplomatik dengan Israel. Bennett berharap, kedua negara dapat terus meningkatkan serta memperdalam kerja sama di berbagai bidang.
“Saya berharap volume perdagangan antara kita (Israel-Bahrain) akan meningkat secara signifikan, seperti yang terjadi dengan volume perdagangan antara kami dan Uni Emirat Arab (UEA). Saya juga berharap volume kunjungan wisatawan juga meningkat, setelah pandemi Covid-19 berakhir tentunya,” kata Bennett.
Dia pun berharap kedua negara dapat lebih mengenal satu sama lain. Hal itu dapat dilakukan dengan mengirimkan misi timbal balik, mengadakan acara budaya bersama, menggelar pertemuan keagamaan, dan sebagainya. “Kami menginginkan perdamaian yang sangat hangat dengan Bahrain,” ucap Bennett.
Dalam kunjungannya, Bennett sempat bertemu presiden komunitas Yahudi Bahrain, Abraham Nonoo. Pada momen itu, dia juga bertemu mantan duta besar Bahrain untuk Amerika Serikat (AS), Houda Nonoo. Bennett memberi mereka shofar, sebuah alat musik tiup untuk keagamaan Yahudi. “Saya tidak bisa memikirkan cara yang lebih baik untuk membuka kunjungan saya selain melihat keluarga saya di sini, komunitas Yahudi,” ujar Bennett.