REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Para pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan militer Rusia melanjutkan persiapan serangan di sepanjang perbatasan Ukraina. Ketegangan terasa oleh warga Kiev meski pemerintah mencoba membuat kondisi terlihat tenang.
Kepala dewan keamanan dan pertahanan Ukraina Oleksiy Danilov meremehkan ancaman invasi Rusia. Dia hanya memperingatkan risiko destabilisasi internal oleh pasukan yang tidak ditentukan.
"Hari ini kami tidak melihat bahwa serangan skala besar oleh Federasi Rusia dapat terjadi pada 16 atau 17 Februari. Kami sadar akan risiko yang ada di wilayah negara kami. Tapi situasinya benar-benar terkendali." ujar Danilov.
Sedangkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan momen pada Rabu (16/2/2022) akan menjadi hari persatuan nasional. Dia menyerukan negara itu untuk mengibarkan bendera biru-kuning dan menyanyikan lagu kebangsaan dalam menghadapi ancaman hibrida.
"Ini bukan ancaman pertama yang dihadapi orang kuat Ukraina. Kami tenang. Kami kuat. Kita bersama," kata Zelenskyy dalam pidato video pada Senin malam.
Penduduk Kiev menerima surat dari wali kota yang mendesak untuk mempertahankan kota. Tanda-tanda muncul di gedung-gedung apartemen yang menunjukkan tempat perlindungan bom terdekat. Ibukota memiliki sekitar 4.500 situs seperti itu, termasuk garasi parkir bawah tanah, stasiun kereta bawah tanah dan ruang bawah tanah.
Dr Tamara Ugrich mengatakan telah menimbun biji-bijian dan makanan kaleng dan menyiapkan koper darurat. “Saya tidak percaya pada perang, tetapi di TV ketegangan meningkat setiap hari, dan semakin sulit untuk tetap tenang. Semakin kita diberitahu untuk tidak panik, semakin banyak orang menjadi gugup," katanya.
Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan sejumlah kecil unit darat Rusia telah bergerak keluar dari area perakitan yang lebih besar selama beberapa hari. Pasukan itu mengambil posisi lebih dekat ke perbatasan Ukraina di tempat yang akan menjadi titik keberangkatan jika Putin melancarkan invasi. Perusahaan citra satelit komersial yang telah memantau penumpukan Rusia, Maxar Technologies, melaporkan peningkatan aktivitas militer Rusia di Belarus, Krimea, dan Rusia barat.
Tangkapan tersebut menunjukan kedatangan helikopter, pesawat serang darat, dan jet pembom tempur di lokasi depan. Foto-foto yang diambil selama 48 jam juga menunjukkan pasukan darat meninggalkan garnisun dan unit tempur mereka menuju formasi konvoi.