Selasa 15 Feb 2022 17:26 WIB

Bank Himbara Mulai Ekspansi Bisnis Digital ke Metaverse

Metaverse mampu mengoptimalkan nilai tambah ekonomi digital.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Metaverse (ilustrasi). PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk akan membangun ekosistem bisnis digital yang relevan di dalam metaverse Indonesia.
Foto: Dok UNM
Metaverse (ilustrasi). PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk akan membangun ekosistem bisnis digital yang relevan di dalam metaverse Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk akan membangun ekosistem bisnis digital yang relevan di dalam metaverse Indonesia. Hal ini mengingat metaverse mampu mengoptimalkan nilai tambah ekonomi digital.

BNI menggandeng WIR Group untuk mengembangkan layanan perbankan metaverse. Hal ini menjadi langkah awal dalam journey BNI mengembangkan layanan perbankan di dunia yang lebih dari sekadar digital ini. 

Baca Juga

Direktur IT & Operasi BNI YB Hariantono mengatakan WIR Group merupakan mitra yang tepat ekspansi BNI di Metaverse karena perusahaan basis teknologi Augmented Reality (AR) terbukti berpengalaman dan telah mendapat pengakuan di berbagai negara.

“Perseroan tentunya akan lebih proaktif menggandeng lebih banyak mitra bersama-sama mengembangkan metaverse guna memberi nilai tambah pada inovasi produk layanan BNI ke depan,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Selasa (15/2/2022).

Menurutnya tren digital baru ini bukan sekadar untuk mengembangkan konsep mobile banking. Metaverse justru merupakan dunia virtual yang akan memberikan layanan yang berbeda dari konsep digital banking akhir-akhir ini.

“Kami tidak hanya mengikuti tren tetapi ikut membangun dunia Metaverse ini di Indonesia. Kami akan membentuk ekosistem bisnis yang baru di dalamnya, seperti digital branch, digital product, new services, dan engagement kepada customer yang attached dengan Metaverse,” katanya.

Hariantono menyebut metaverse akan menawarkan berbagai aset virtual yang saat ini mulai banyak diperdagangkan melalui konsep non-fungible token (NFT). “Jika ada aktivitas ekonomi, artinya perbankan juga bisa masuk untuk membantu baik dari sisi transaksi, exchange atau bahkan bisnis esensial perbankan sendiri yakni menghimpun dana maupun menyalurkan kredit di dalam Metaverse,” ucapnya.

Melalui kolaborasi dengan WIR Group, BNI turut mendukung penciptaan Metaverse Indonesia yang dapat bersaing secara global. Hariantono memastikan BNI pun telah memiliki modal yang cukup kuat untuk membangun ekosistem bisnis di Metaverse.

Senior Executive Vice President Divisi Digital BNI Rian Eriana Kaslan menambahkan langkah BNI dalam mengembangkan metaverse merupakan upaya lanjutan BNI untuk meningkatkan pengalaman transaksi digital nasabah. Terlebih, saat ini Metaverse telah menjadi pemicu perubahan kebiasaan digital ke sebuah pengalaman yang lebih nyata. 

"Kami juga akan buat cabang digital kami Metaverse, sehingga pengalamannya unik berbeda dapat dirasakan. Layanan digital kami juga akan menjadi sangat personal dan lebih real lagi," ucapnya.

CEO dan Co-Founder WIR Group Michael Budi meuturkan pihaknya mendorong peningkatan adopsi dunia metaverse yang memiliki potensi pengembangan ekonomi kuat. "Karena sifat metaverse yang mampu memberi pengalaman lebih riil time kepada para user. Tentu saja akan banyak cara pembelajaran baru yang dapat dipermudah dengan metaverse, seperti anatomi yang dapat terlihat secara tiga dimensi," ucapnya.

Tak hanya BNI, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk juga menggandeng WIR Group untuk mengembangkan layanan perbankan metaverse. Hal ini bertujuan untuk melayani kebutuhan perbankan nasabah di dunia metaverse. 

WIR Group merupakan perusahaan berbasis teknologi Augmented Reality (AR) yang berdiri sejak 2009 silam. Perusahaan ini telah melayani pasar internasional lebih dari 20 negara.

Executive Vice President Retail Payment BRI Dhoni Ramadi mengatakan keamanan data nasabah menjadi bagian yang sudah dikaji perseroan untuk melebarkan sayapnya di dunia metaverse.

“Keamanan juga bagian dari yang sudah kami alokasikan dari resources untuk mengkaji ketika kita masuk ke sebuah teknologi baru. Jadi memang ini merupakan suatu tren hype-nya pada 2022 semua going to metaverse,” ujarnya.

Menurutnya bagian dari risiko metaverse sudah perseroan siapkan untuk mengkaji kemungkinan adanya risiko di dunia digital. Hal ini mengingat dunia digital masih akan banyak memiliki risiko-risiko yang ada.

“Tapi kita juga membentuk tim untuk mempersiapkan pencegahannya. Saat ini kita memiliki risk management unit untuk menangani fraud detection. Tim unit inilah yang akan ditambah lagi timnya untuk mengkaji teknologi-teknologi baru,” ucapnya.

Dhoni mengungkapkan ketika perseroan ingin mengembangkan teknologi, maka perseroan juga harus mencari talenta-talenta yang lebih memahami tentang adanya risiko-risiko ke depan. “Selain kita terus berkembang mengikuti perkembangan teknologi, faktor risikonya juga harus kita iringi,” ucapnya.

Sementara itu Executive Chairman & Co-Founder WIR Group Daniel Surya menambahkan bentuk tantangan dalam dunia metaverse ini merupakan soal kredibilitas. “Credibility itu penting di dunia maya. Metaverse yang dibangun harus bisa menunjukkan kredibilitas, karena kita mengangkat segala sesuatu dari offline ke online. Itu ada sense of credibility,” ucapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement