Rabu 16 Feb 2022 00:40 WIB

Keliling ke Banyak Pasar Demi Peroleh Minyak Goreng

Selain sulit harga minyak goreng juga mahal di atas harga yang ditetapkan pemerintah.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Pekerja menggoreng kerupuk kulit ikan di sentra produksi kerupuk Kenanga, Sindang, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (15/2/2022). Pengusaha kerupuk kulit ikan mengeluhkan kelangkaan dan mahalnya harga minyak goreng.
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Pekerja menggoreng kerupuk kulit ikan di sentra produksi kerupuk Kenanga, Sindang, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (15/2/2022). Pengusaha kerupuk kulit ikan mengeluhkan kelangkaan dan mahalnya harga minyak goreng.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Sulitnya memperoleh minyak goreng, terus dialami warga di Kabupaten Indramayu, terutama pedagang gorengan. Selain sulit, harga minyak goreng juga mahal, jauh di atas harga yang ditetapkan pemerintah.

Hal itu seperti yang dialami Nur Anwar (24 tahun), seorang pedagang gorengan di kawasan Bundaran Kijang Indramayu. Untuk memperoleh minyak goreng, dia harus keliling ke sejumlah pasar maupun toko.

Anwar mengatakan, setiap hari harus keliling mencari minyak goreng agar tetap bisa berjualan. Jika tidak ada minyak goreng, maka dia tidak bisa menjalankan usahanya tersebut.

"Ya sehari bisa keliling ke lima toko, nyari ke minimarket, ke pasar-pasar, susah dapatnya. Kadang dapatnya di Pasar Baru (Kecamatan Indramayu), kadang juga sampai harus ke Pasar Jatibarang (Kecamatan Jatibarang)," keluh Anwar, Selasa (15/2).

Selain sulit diperoleh, lanjut Anwar, minyak goreng di Kabupaten Indramayu juga mahal. Dia menyebutkan, untuk satu liter minyak goreng curah, harganya mencapai Rp 20 ribu.

"Walau mahal, saya tetap beli karena untuk jualan. Itupun rebutan dengan pembeli lainnya," kata Anwar.

Anwar menyebutkan, setiap hari membutuhkan minyak goreng sepuluh liter untuk berjualan. Dia pun harus berjuang setiap hari untuk memperoleh minyak goreng tersebut. 

Dia mengaku, tidak bisa menyetok karena stok minyak goreng di pedagang pasar pun terbatas. Dengan harga minyak goreng yang kini mencapai Rp 20 liter, Anwar harus mengeluarkan uang Rp 200 ribu hanya untuk komoditas tersebut. "Pengeluaran itu belum ditambah berbagai bahan baku lainnya yang dibutuhkan untuk membuat gorengan," ujarnya.

Meski demikian, Anwar mengaku, tetap mempertahankan harga gorengannya. Yakni, Rp 1.000 per gorengan. Dia juga tetap mempertahankan ukuran gorengannya, tidak memperkecilnya.

Anwar mengaku, khawatir ditinggalkan pelanggannya jika menaikkan harga jual ataupun memperkecil ukuran gorengannya. Karena itu, dia lebih memilih untuk mengurangi keuntungannya.

"Ya walaupun pas-pasan, yang penting masih bisa jualan," ucap Anwar.

Anwar mengungkapkan, sejumlah pedagang gorengan lainnya memilih untuk tidak berjualan akibat sulit dan mahalnya minyak goreng. Dia pun berharap, agar pemerintah bisa menstabilkan kembali harga minyak goreng dan menambah stoknya agar para pedagang bisa tetap berjualan. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement