REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, persentase keterisian tempat tidur di rumah sakit atau BOR untuk pasien Covid-19 menunjukkan tren kenaikan. Meskipun demikian, angkanya tercatat masih lebih rendah dibandingkan lonjakan kedua.
Saat ini, persentase keterisian tempat tidur nasional sebesar 32,85 persen. Sementara rekor tertinggi di masa lonjakan kedua yakni sebesar 77,32 persen.
“Persentase ketersediaan tempat tidur menunjukan tren kenaikan meskipun angkanya masih lebih rendah dibanding lonjakan kedua,” ujar Wiku saat konferensi pers perkembangan Covid-19, Selasa (15/2).
Wiku menjelaskan, kasus positif nasional pada gelombang ketiga kali ini melonjak tajam lebih cepat dibandingkan saat gelombang kedua. Bahkan, jumlah kenaikan mingguan pada minggu lalu hampir mencapai jumlah saat puncak kedua di masa varian Delta.
Pada minggu lalu, terdapat penambahan kasus positif sebesar 291 ribu. Sementara penambahan kasus tertinggi di puncak kedua adalah 350 ribu. Wiku mengatakan, peningkatan kasus positif ini juga berdampak pada tren kematian yang saat ini juga sudah mengalami peningkatan.
Kabar baiknya, peningkatan kasus kematian di masa lonjakan ketiga ini jauh lebih rendah dibandingkan saat lonjakan kedua. Pada minggu lalu, Satgas mencatat terdapat 505 orang meninggal. Sementara di masa lonjakan Delta ada lebih dari 12 ribu orang meninggal.
Untuk menghadapi kenaikan kasus, pemerintah telah menyiapkan ketersediaan tempat tidur untuk pasien Covid-19, termasuk dengan melakukan konversi tempat tidur di beberapa provinsi. Kendati demikian, Wiku mengingatkan kapasitas kesehatan tetap memiliki batasan meskipun saat ini masih banyak ketersediaan tempat tidur yang dapat dialokasikan untuk pasien Covid-19.
“Terlebih pula, saat ini sudah banyak tenaga kesehatan yang tertular dan sakit,” tambah Wiku.